Sakratulmaut merupakan keadaan yang sangat sulit dan sakit bagi setiap orang yang mengalaminya.
Namun, terdapat golongan orang yang beruntung saat menghadapi sakitnya sakaratul maut. Mereka adalah orang Allah panggil dengan sebutan jiwa yang tenang, sebagaimana ayat di atas.
Orang-orang yang berjiwa tenang tersebut merupakan orang yang rida dan selalu menerima takdir yang Allah berikan.
Ustadz Hanan Attaki mengatakan bahwa salah satu keistimewaan rida adalah melahirkan rasa tenang di hati. Beliau juga menjelaskan bagaimana cara untuk rida.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan berbaik sangka kepada Allah. Kemudian kita meyakini bahwa selalu ada kebaikan dalam setiap hal yang Allah takdirkan.
Pada dasarnya, Allah tidak akan menzalimi hamba-Nya. Hal ini disampaikan dalam QS. Fussilat ayat 46.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهٖۙ وَمَنْ اَسَاۤءَ فَعَلَيْهَاۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ
Artinya: “Siapa yang mengerjakan kebaikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan siapa yang berbuat jahat, maka (akibatnya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya).”
Dengan berbaik sangka, Allah akan memberikan hal yang baik juga. Hal ini disampaikan dalam suatu hadis qudsi, “Allah itu tergantung prasangka hamba-Nya.”
Saat kita menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan rida, maka akan ada kebaikan di dalamnya, sebagaimana yang disampaikan Ustadz Hanan Attaki.***
Caption: (Foto: Genmuslim.id/dok: YouTube Hanan Attaki)
Sumber: You