GENMUSLIM.id – Buya Yahya, seorang ulama terkenal, memberikan pandangannya mengenai sikap orang tua yang menghadapi keluhan anak-anak mereka tentang kehidupan di pesantren.
Dalam sebuah penjelasannya, Buya Yahya menegaskan bahwa orang tua harus bijak dalam merespon keluhan anak, terutama yang berkaitan dengan ketidaknyamanan mereka di pesantren.
Menurut Buya Yahya, seringkali orang tua terlalu cepat marah dan terburu-buru membela anaknya yang tidak betah di pesantren tanpa memahami konteks keluhan tersebut.
Buya Yahya mengingatkan untuk tidak menjadi "pembela anak" yang tidak bijak, tetapi lebih berperan sebagai pendidik yang dapat memberikan arahan yang tepat.
Dikutip GENMUSLIM dari YouTube Buya Yahya, Jumat, 8 November 2024, Buya Yahya menegaskan bahwa orang tua yang terlalu cepat mempercayai setiap keluhan anak bisa berbahaya.
Anak-anak seringkali menyampaikan masalah mereka dengan cara yang berlebihan, apalagi jika mereka merasa dimanjakan oleh orang tuanya.
Buya Yahya menjelaskan bahwa seringkali anak-anak yang merasa tidak nyaman di pesantren cenderung melebih-lebihkan masalah mereka, seperti mengatakan bahwa mereka tidak diberi makan atau diperlakukan dengan tidak adil.
Buya Yahya menekankan pentingnya untuk tidak langsung bereaksi emosional dan membela anak tanpa penyelidikan lebih lanjut.
Dalam kesempatan itu, Buya Yahya juga menceritakan pengalamannya sendiri saat menjadi santri.
Ia mengingatkan bahwa ketika seorang santri mengalami kesulitan atau bahkan dipukul sebagai bagian dari proses pendidikan, itu bukanlah sesuatu yang harus langsung dilaporkan dengan cara yang dramatis kepada orang tua.
Baca Juga: Hati Hati Dengan Laki-Laki Red Flag, Seperti Ini Penjelasan Buya Yahya, Yuk Simak Dulu Penjelasannya
Buya Yahya mengingatkan bahwa permasalahan seperti itu harus dilihat dengan bijak, apakah itu merupakan bagian dari pembinaan atau kesalahan yang sebenarnya perlu diperbaiki.
Selain itu, Buya Yahya juga mengingatkan agar orang tua tidak terburu-buru menarik anak mereka dari pesantren hanya karena masalah sepele.