Ustadz Adi Hidayat juga menekankan pentingnya membaca doa dan memahami maknanya, khususnya dalam posisi sujud yang merupakan waktu terdekat seorang hamba dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Hal tersebut sesuai dengan hadits Nabi Muhammad ﷺ, “Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya saat ia bersujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim).
Dengan memperbanyak doa dan merasa dekat dengan Allah, akan terbangun ketenangan dan keimanan dalam hati, yang membuat seseorang lebih tangguh menghadapi godaan syahwat dan perbuatan keji lainnya.
Tak hanya itu, Ustadz Adi juga mengungkap bahwa shalat fardhu yang dilengkapi dengan shalat sunnah, seperti tahajud dan dhuha, memperkuat ketahanan diri seseorang.
Setiap gerakan dalam shalat, mulai dari takbir hingga salam, memiliki makna mendalam yang jika dipahami, akan menambah kualitas shalat seseorang.
Ia juga menyebutkan bahwa shalat sunnah menjadi pelengkap dari shalat wajib, yang membantu memperkuat diri dari godaan buruk.
Baca Juga: Anies Baswedan Percaya Tom Lembong Bukanlah Pelaku Kasus Impor Gula, Intip Pro Kontra Warganet!
Dengan demikian, jika shalat kita masih belum mampu mencegah dari perbuatan maksiat, maka ada yang perlu diperbaiki.
Mungkin pada niat, pemahaman, atau kekhusyukan dalam mengerjakannya. Inilah yang menjadi rahasia penting dari shalat yang benar, yakni shalat yang mampu membuat seseorang merasa diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kesadaran akan pengawasan dari Allah inilah yang melahirkan rasa malu untuk berbuat dosa.
Pada akhirnya, setiap muslim yang ingin memperbaiki akhlaknya hendaknya mulai dari memperbaiki shalatnya.
Sebab, shalat yang benar adalah akar dari segala kebaikan. Sebaliknya, jika shalatnya tidak benar, maka sulit bagi seseorang untuk menghindari perbuatan keji dan mungkar.
Shalat adalah ibadah yang membentuk karakter seorang muslim, karena shalat melibatkan hati, pikiran, dan fisik yang sejalan untuk mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala.***
