2. Pemimpin yang Alim (Berilmu)
Kriteria kedua, menurut Ustadz Khalid, seorang pemimpin haruslah alim atau memiliki pemahaman mendalam tentang agama.
“Idealnya, pemimpin itu ulama, bukan orang awam,” ujar beliau. Alim di sini bukan sekadar titel akademis, tapi benar-benar mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
Beliau mencontohkan para khalifah di zaman Khulafaur Rasyidin, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali,
Yang semuanya adalah orang-orang yang sangat memahami hukum Allah dan menjadi panutan dalam berbagai aspek kehidupan umat Islam.
Baca Juga: Mendulang Hikmah, Ustadz Khalid Basalamah Dikunjungi Selebriti Tengku Wisnu Di Restaurant Ajwad
Seorang pemimpin yang alim akan memimpin dengan kebijaksanaan berdasarkan nilai-nilai agama, sehingga keadilan dan kebenaran akan terjaga.
3. Pemimpin yang Tidak Berambisi Mengejar Jabatan
Terakhir, Ustadz Khalid menegaskan bahwa pemimpin yang baik bukanlah orang yang berambisi mengejar kekuasaan.
Dalam hadis sahih, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa seorang pemimpin tidak boleh meminta atau mengejar jabatan dengan ambisi.
Artinya, jabatan pemimpin bukanlah sesuatu yang dikejar demi kekuasaan, tapi diemban dengan penuh tanggung jawab dan amanah dari Allah.
Menurut Ustadz Khalid, idealnya sistem pemilihan pemimpin dalam Islam dilakukan dengan menunjuk seseorang yang terbaik dari umat, bukan dari sekadar sistem demokrasi.
Islam mengutamakan kealiman, ketakwaan, dan kebijaksanaan seseorang, bukan berdasarkan suara terbanyak atau popularitas.
Menurut Ustadz Khalid, tiga kriteria utama dalam memilih pemimpin dalam Islam adalah harus beragama Islam, berilmu agama (alim), dan tidak berambisi mengejar jabatan.
Ketiga kriteria ini menjadi panduan bagi umat Islam dalam menentukan pemimpin yang tidak hanya bisa memimpin duniawi, tapi juga menuntun umat ke arah yang diridhai Allah SWT. ***