Tidak hanya terkait wudhu, Buya Yahya juga menjelaskan bahwa dalam hal mandi wajib, keringanan ini pun berlaku, terutama bagi mereka yang berada dalam kondisi darurat.
Jika tidak memungkinkan untuk mandi besar karena dingin ekstrem atau risiko kesehatan lainnya, tayamum bisa menggantikan mandi wajib untuk menjaga kebersihan diri sesuai syariat.
Bahkan, dalam situasi tertentu, ibu-ibu pun diizinkan untuk bertayamum jika mandi besar sulit dilakukan akibat suhu ekstrem.
Lebih jauh lagi, Buya Yahya mengingatkan pentingnya mencari ilmu dan memahami fiqih, terutama bagi mereka yang sering melakukan perjalanan atau berada di tempat-tempat yang penuh tantangan.
Dengan mengetahui syariat, pendaki dan pelancong lainnya dapat menjalankan ibadah tanpa merasa khawatir akan kesulitan yang mungkin dihadapi.
Islam adalah agama yang memudahkan umatnya, dan melalui penjelasan seperti ini, Buya Yahya menegaskan bahwa pelaksanaan ibadah seharusnya tidak menjadi beban dalam kondisi tertentu.
Buya Yahya juga menyarankan agar setiap Muslim memanfaatkan keringanan yang telah diatur oleh Allah dalam menjalankan ibadah, bukan sebagai alasan untuk melalaikan kewajiban.
Penjelasan ini memperkuat bahwa ajaran Islam selalu mengutamakan kemudahan bagi umatnya, tanpa mengurangi nilai ibadah. ***