Apabila seseorang sudah terkena sihir atau kesurupan, Ustadz Khalid menekankan pentingnya menerima kondisi ini sebagai takdir Allah dan menjadikannya sebagai momen untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Hal ini merupakan refleksi dari ajaran Islam mengenai kesabaran dalam menghadapi cobaan dan pengujian,
seperti dijelaskan dalam hadis bahwa seorang Muslim yang datang ke dukun atau peramal dan mempercayai perkataannya, akan ditolak shalatnya selama 40 hari.
Ustadz Khalid juga menyarankan introspeksi diri atau muhasabah ketika terkena sihir atau musibah lainnya.
Menurutnya, introspeksi ini bisa dimulai dengan mengevaluasi perbuatan kita, mengingat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
Dan para sahabat selalu menjadikan musibah sebagai bentuk peringatan atau kesempatan untuk meningkatkan kedekatan mereka dengan Allah subhanahu wa ta'ala.
Ketika menghadapi cobaan, Ustadz Khalid menganjurkan untuk senantiasa berdoa dan berdzikir, serta memohon kesembuhan dan perlindungan dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Di sinilah ruqyah syar’iyyah (ruqyah yang sesuai dengan tuntunan syariah) dapat menjadi salah satu alternatif ikhtiar.
Namun, ia juga mengingatkan untuk tidak menjadikan ruqyah sebagai langkah pertama, melainkan sebagai usaha setelah doa dan dzikir.
Di dalam kajiannya, Ustadz Khalid juga memperingatkan bahaya dari ketergantungan pada jin atau khodam, meskipun banyak yang beranggapan bahwa khodam bisa memberikan bantuan.
Baca Juga: Ustadz Hanan Attaki: 4 Kunci untuk Mencari Petunjuk Allah dalam Setiap Langkah Hidup Anda!
Tidak ada riwayat yang menunjukkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam atau para sahabat menggunakan jin atau khodam untuk membantu mereka.
Ia menegaskan bahwa para ulama seperti Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Abu Hanifah tidak pernah menganjurkan umat Islam untuk melibatkan jin dalam kehidupan mereka.
Sebagai penutup, Ustadz Khalid Basalamah menekankan bahwa ujian berupa sihir atau gangguan lainnya sebenarnya adalah panggilan untuk lebih dekat kepada Allah subhanahu wa taala.