Maka dari itu, kita perlu menjadikan peluang amal shaleh itu adalah kesempatan emas yang Allah SWT berikan.
Sebagaimana dalam kisah zaman Nabi Muhammad SAW yang menceritakan 3 orang meninggal.
2 diantara 3 orang tersebut mati syahid, sementara selang beberapa hari baru disusul orang terkahir.
Namun, orang yang terkahir tidak mati syahid.
Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat kira-kira derajat siapa yang lebih tinggal diantara ke tiga orang tersebut.
Banyak para sahabat yang mengatakan orang yang mati syahid lah yang memiliki derajat paling tinggi di surga.
Namun Nabi Muhammad SAW pun menyangkal jawaban itu.
Nabi SAW pun menjawab, bahwa orang ke tiga yang tidak mati syahid lah yang memiliki derajat paling tinggi diantara mereka bertiga disurga.
Hal ini dikarenakan orang tersebut tetap melaksanakan ibadah, seperti shalat fardhu, shalat sunnah, puasa, dan zakat.
Baca Juga: Buya Yahya Menjawab: Shalat Berjamaah di Masjid tapi Tidak Ikut Barisan Shaf, Bagaimana Hukumnya?
Dari kisah tersebut, memberi pesan kepada kita bahwa kita tidak boleh menyia-nyiakan amal shaleh yang Allah SWT berikan.
Sehingga kita perlu menganggap setiap amal shaleh yang kita kerjakan merupakan amal terakhir yang dikerjakan sebelum meninggal.
Sehingga kita meninggal dalam keadaan husnul khatimah atau meninggal dalam hidup kebaikan.
Namun pada kenyataannya, justru banyak orang yang tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan dosa dan tidak mau taubat kepada Allah SWT, akhirnya dia meninggal dengan suul khatimah. ***
