Ustadz Nuzul mengingatkan bahwa wanita yang cerdas tidak akan memperjuangkan hal-hal kecil yang berpotensi menghancurkan keluarganya.
Dalam pandangan Islam, kecerdasan seorang wanita juga tercermin dalam cara dia berinteraksi dengan suaminya.
Ketika suami sedang menghadapi masalah, entah itu dalam pekerjaan, kondisi mental, atau aspek lainnya, wanita yang cerdas akan bersikap dewasa dan penuh pengertian.
Hal ini selaras dengan ajaran Alquran, yang menyebutkan bahwa Allah menurunkan ayat-ayat-Nya agar manusia menjadi pribadi yang berakal sehat, baik laki-laki maupun perempuan.
Selain itu, kecerdasan wanita juga dilihat dari kemampuannya untuk berkomunikasi dengan bijak.
Wanita cerdas mampu menyampaikan pendapatnya tanpa menambah api pertengkaran.
Mereka tahu kapan harus berbicara dan kapan harus diam, serta memahami bagaimana menghadapi berbagai situasi yang muncul dalam kehidupan rumah tangga.
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri juga mengingatkan bahwa salah satu bentuk kecerdasan adalah kemampuan untuk memprioritaskan yang sunnah dan yang wajib dalam Islam.
Ini berarti bahwa dalam setiap langkah, wanita cerdas selalu mempertimbangkan aturan agama sebagai pedoman utama.
Baca Juga: Ustadz Felix Siauw: Menjadi Wanita Karir Surga dengan Mengemban Peran Mulia sebagai Seorang Ibu
Mereka tidak hanya mengejar kesenangan duniawi, tetapi juga memperjuangkan kebahagiaan akhirat dengan menjadikan rumah tangga sebagai sarana ibadah kepada Allah.
Namun, bukan berarti wanita harus bertahan dalam kondisi yang membahayakan.
Ada situasi tertentu, seperti suami yang murtad atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama, yang diizinkan untuk berpisah.
Meski demikian, wanita yang cerdas akan berusaha maksimal untuk mempertahankan rumah tangganya selama masih dalam koridor yang diizinkan oleh Allah dan Rasul-Nya.