Meski kita tidak mengucapkannya, tetap saja rasa tidak suka tersebut bisa membuat kita berdosa di sisi Allah.
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat: Menghidupkan Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam Dalam kehidupan
Allah mengajarkan doa kepada kita agar terhindar dari perasaan yang buruk dalam Q.S. Al-Hasyr ayat 10.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Wahai Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang beriman lebih dahulu dari kami. Janganlah Engkau tanamkan ke dalam hati kami perasaan dengki kepada orang-orang yang telah beriman lebih dahulu. Wahai tuhan kami, sungguh Engkau Maha Pemurah lagi Maha Penyayang kepada semua makhluk.”
Selain mengendalikan hati dan perasaan, kita juga bisa memanfaatkan pikiran kita untuk beribadah.
Hal itu bisa dilakukan dengan bertafakur dan bertadabbur. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ali-Imran ayat 190.
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,”
Ustadz Hanan Attaki menyimpulkan dalam ceramahnya bahwa jika kita ingin mendapat pahala dalam diam, maka kendalikanlah perasaan kita.***