Ustadz Abdul Somad: Tahlil 7, 40, dan 100 Hari Menurut Pandangan Islam, Ternyata Ada dalam Fatwa Tabi'in!

Photo Author
- Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:06 WIB
Ustadz Abdul Somad menjelaskan pandangan islam terkait tahlil 7,40 dan 100 hari bagi yang sudah meninggal (Foto: GENMUSLIM.id/dok: YouTube Smart Amal)
Ustadz Abdul Somad menjelaskan pandangan islam terkait tahlil 7,40 dan 100 hari bagi yang sudah meninggal (Foto: GENMUSLIM.id/dok: YouTube Smart Amal)

GENMUSLIM.id - Ustadz Abdul Somad dalam salah satu kajiannya sering ditanya mengenai kebiasaan melaksanakan tahlilan selama 7, 40, dan 100 hari setelah seseorang meninggal dunia.

Dan praktik tersebut sudah menjadi tradisi atau kebiasaan yang diwariskan turun-temurun.

Banyak yang mempertanyakan pada Ustadz Abdul Somad, apakah tahlilan ini pernah dilakukan di zaman Nabi Muhammad SAW atau para sahabat?.

Dikutip oleh GENMUSLIM dari Youtube Smart Amal pada Senin, 7 Oktober 2024 Menurut Ustadz Abdul Somad, tradisi tahlilan dengan berkumpul untuk berdoa dan bersedekah selama 7, 40, dan 100 hari setelah kematian seseorang memang tidak dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, para sahabat, atau bahkan di masa tabi'in (generasi setelah sahabat).

Meskipun begitu, ini tidak berarti bahwa mendoakan orang yang telah meninggal dan bersedekah untuk mereka tidak ada dasar dalam ajaran Islam.

Baca Juga: Memahami Jimat dalam Islam: Bolehkah Menggunakannya? Penjelasan Mendalam Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad menjelaskan bahwa praktik tahlilan, kenduri, atau acara yang sering dilakukan sekarang tidak secara langsung berasal dari Nabi atau sahabat.

Namun, dalam sejarah Islam, ada berbagai amalan dzikir dan sedekah yang dilakukan untuk mendapatkan keberkahan yang tidak dilakukan oleh Nabi namun tidak juga dilarang.

Beliau mencontohkan, sahabat Abu Hurairah selalu melakukan dzikir sebelum tidur dengan menggunakan tali yang terdiri dari 2000 simpul, di mana dia terus mengucapkan dzikir "Subhanallah" dan baru tidur setelah selesai.

Begitu juga sahabat Abdurrahman bin Auf yang sering membaca Ayat Kursi dan menempatkannya di empat penjuru rumahnya sebagai bentuk perlindungan dan keberkahan setiap kali beliau masuk ke rumah.

Meskipun tahlilan tidak ditemukan di zaman Nabi atau sahabat, Ustadz Abdul Somad menyebut bahwa praktik ini memiliki dasar dalam fatwa para tabi'in.

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Bagikan Tips Cara Menumbuhkan Kesabaran dalam Mendidik Anak, Related Buat Para Orang Tua!

Imam Aṭa’ bin Abi Rabaḥ menyatakan bahwa seseorang yang meninggal akan diuji di alam kubur selama 7 hingga 40 hari.

Dalam masa itu, keluarga dianjurkan untuk bersedekah dan berkirim doa untuk membantu meringankan beban orang yang telah meninggal di alam barzakh.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: YouTube Smart Amal

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X