"Sini Nak!" "Sini Sayang!" "Bunda minta maaf ya Nak!” Atau, "Maaf ya Nak, kemarin bunda ngegas."
"Habisnya kamu mengerjakan PR-nya lambat banget." "Bunda minta maaf ya Nak!"
"Waktu bunda marah, kamu marah juga enggak?"
Sewaktu kita tanya seperti itu, kadang-kadang, anak-anak itu ada yang seperti ini, "Kapan sih Bunda marah? Memangnya kemarin Bunda marah ya? Aku mah biasa aja."
Berarti baginya tidak terlalu menjadi masalah.
Tapi ada juga anak yang marah. Dia bilang, "Iya, aku juga kesal kemarin bunda marah. Aku juga marah."
Lalu, ada juga anak yang diam saja ketakutan. Dia enggak berani.
Bukan berarti dia enggak berani mengutarakan kepada orang tua, tapi anak ini wataknya introvert, pemikir. Jadi dia mau ngomong "iya" saja lama berpikirnya.
"Kemarin, waktu bunda marah, kamu marah juga enggak?"
Baca Juga: Ustadz Khalid Basalamah: Muliakan Orang yang Lebih Tua Sebagaimana Teladan Nabi Muhammad SAW
Kalau watak pemikir, mau bilang "iya" saja, dia lama berpikirnya.
Kalimatnya Bunda Minta Maaf, Bukan Maafin Bunda
Apa pun itu, jika Bunda merasa keliru, maka mintalah maaf.
Kalimatnya adalah, "Bunda minta maaf ya Nak!"