"Oh, dia testosteronnya lagi banyak." Yang penting, setelah itu dia minta maaf enggak?
Menghargai Ketika Ia Berusaha Meminta Maaf
"Ibu, aku minta maaf ya Bu. Aku enggak sengaja." Nah, itu yang kita hargai.
"Oh alhamdulillah, dia tahu tadi dia enggak sengaja, dan dia minta maaf." Itu alhamdulillah, masya Allah.
Banyak para ibu yang merasa sedih pada saat anaknya remaja, "Saya 'kan enggak pernah mengajarkan dia seperti itu?"
Memang bukan ibu yang mengajari, karena secara alami pada anak kita ini memang sedang terjadi perubahan.
Nah, yang berbeda dengan kita dulu, zaman sekarang, anak- anak lebih jujur. Lebih jujur mengatakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.
Zaman dulu kita enggak bisa jujur seperti sekarang. Pola asuh zaman orang tua kita dahulu itu bukan pola asuh zaman milenial.
Menggunakan Pola Asuh Pasca Kolonial
Apa pola asuhnya? Pasca kolonial.
Mengapa para orang tua kita juga seperti itu? karena ketika para orang tua kita kecil, orang tua mereka memakai pola asuh kolonial.
Terpengaruh dengan kolonial yang dulu itu kerasnya minta ampun. Mencubit, menyabet, dan sebagainya. Pokoknya tidak boleh membantah.
Padahal waktu itu hormon orang tua kita juga sedang membludak, ingin sekali membantah, cuma enggak bisa. Karena pola asuhnya kolonial.