Meskipun ajaran agama melarang praktik-praktik semacam itu, kenyataannya masih banyak terjadi di lapangan.
Guru Gembul juga mencatat bahwa angka bunuh diri di Indonesia bisa jadi lebih tinggi daripada yang dilaporkan, mengindikasikan bahwa masalah-masalah sosial ini seringkali terabaikan.
Lebih jauh, Guru Gembul mengungkapkan keprihatinannya terhadap efektivitas ulama dalam mendidik moral masyarakat.
Ia melihat banyak ulama yang lebih fokus pada hal-hal yang tidak substansial ketimbang mendalami persoalan etika dan moral yang sebenarnya dihadapi masyarakat.
Alih-alih memberikan solusi konkret, mereka justru membiarkan berbagai masalah sosial berlarut-larut tanpa upaya perbaikan yang nyata.
Kritik ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah ulama di Indonesia masih relevan dan memiliki faedah dalam kehidupan masyarakat modern?
Guru Gembul menegaskan bahwa ulama seharusnya menjadi garda terdepan dalam memimpin masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik. Namun, kenyataannya, banyak dari mereka yang gagal menunjukkan kontribusi yang signifikan.
Lebih dari itu, Guru Gembul menyarankan adanya evaluasi mendalam terhadap peran ulama di Indonesia.
Ia menegaskan bahwa ulama tidak bisa lagi hanya mengandalkan pengakuan masyarakat atas status mereka tanpa menunjukkan hasil konkret.
Ulama harus mampu menjawab tantangan zaman dan menjadi pemimpin yang bisa diandalkan dalam memerangi masalah-masalah sosial yang semakin kompleks.***
