Berdasarkan sabda Rasulullah dalam riwayat yang lain (Sholat yang beliau lakukan adalah sederhana dan khutbah pun sederhana).
Panjang sholat tidak sampai memberatkan para makmum, tapi yang sedang atau pertengahan, dan khutbah yang dilakukan adalah sedang yaitu sesuai dengan kondisinya.
Lebih lanjut dalam kitab aunul ma’bud juz 3, halaman 320 disebutkan bahwa:
Baca Juga: Renungan Jumat! MUI Ajak Dai Tetap Tegakkan Amar Maruf dan Nahi Munkar, Apa yang Harus Dilakukan?
انما اقصار الخطبة علامة من فقه الرجل لان الفقه هو المطلع على جوامع لألفاظ فيتمكن بذلك من التعبير باللفظ المختصر على المعانى الكثيرة
Sesungguhnya memendekkan khutbah merupakan tanda-tanda dalamnya ilmu fiqh seseorang, karena orang yang faqih adalah orang yang mampu menelaah keseluruhan lafad.
Sehingga ia mampu menghasilkan perkataan dalam khutbahnya dengan lafad yang ringkas, tapi mencakup yang banyak makna.
Dalam konteks ini bisa dipahami bahwa antara khutbah maupun sholat jumat dilaksanakan secara keumuman adat.
Tidak terlalu panjang dan lama, terlebih dalam menyampaikan wasiat di atas mimbar. ***
