“Besok pagi aku akan menjual daging domba,” kata Fudhail dalam hati.
“Namun, aku tidak bisa selamanya mencuri kecil-kecil begini.”
Baca Juga: Cerpen Series Muslimah: Kesetiaan Khadijah Pada Nabi Muhammad SAW Menjadi Bukti Cinta Sejati
Bertahun-tahun kemudian, Fudhail tidak hanya mencuri tetapi dia juga merampok dan membunuh.
Dia sudah tidak takut lagi pada hukum manusia selama dia tidak tertangkap, maka nyawanya akan tetap aman. Begitulah yang dipikirkan oleh Fudhail.
Orang-orang terdekat fudail sudah berkali-kali menyuruhnya kembali ke jalan yang benar dan berhenti mencuri, tetapi Fudail tidak pernah mau mendengarkan nasehat itu.
“Aku sama sekali tidak takut pada siapapun apalagi Tuhan yang kalian sembah itu,” bentak Fudhail kepada setiap orang yang menasehatinya.
Hari berikutnya terdengar kabar bahwa seorang saudagar kaya baru saja pindah ke kota mereka.
Rumah saudagar itu sungguh besar dan banyak barang-barang berharga di dalamnya, orang bilang dia adalah pedagang perhiasan yang sangat sukses.
Fudhail sama sekali tidak melewatkan kesempatan emas ini, dia pun menyusun rencana untuk merampok rumah mewah itu.
Setelah semua persiapan selesai, Fudhail pun pergi dengan mudah. Dia memanjat pagar tembok, kemudian dia bergantung pada sebuah pipa dan meloncat ke lantai 2.
“Ada penjaga!” teriak Fudhail dalam hati. Dia tidak menyangka bila beranda lantai 2 ini dijaga.
Dia melihat penjaga itu mondar-mandir dan mengawasi sekeliling dengan teliti.
“Tapi aku sudah terlanjur ke sini, tidak mungkin aku mundur lagi,” kata Fudhail memantapkan hati.
Baca Juga: Cerpen Inspiratif Islami: Kegiatan di Sekolah Ditto Saat Memperingati Maulid Nabi Muhammad