Sang guru bersama sejumlah muridnya pergi ke Nurs dengan menempuh perjalanan enam sampai tujuh jam.
Setibanya di sana, ia bertemu dengan ayah Said Nursi yang sedang menggiring dua ekor sapi betina dan dua ekor sapi jantan dengan mulut terikat.
Guru Said memperkenalkan diri dan menanyakan alasan Mirza mengikat mulut ternaknya.
Mirza menjawab dengan sangat sopan, “Tuan, sawah kami sangat jauh. Di Tengah jalan, saya melewati sawah dan kebun milik orang lain.
Jika mulut-mulut binatang ini tidak diikat, mungkin mereka akan memakan hasil hasil sawah orang-orang itu.
Saya mengikat mereka agar makanan kami tidak tercampur barang haram.”
2. Menjaga wudhu
Kemudian, guru Said menemui Nuriye dan menanyakan cara ia membesarkan sang anak.
Nuriye menjawab, “ketika saya mengandung Said, saya tidak pernah menginjakkan kaki di atas tanah tanpa menyucikannya dengan berwudhu.
Dan ketika dia hadir ke dunia, tidak pernah sehari pun saya menyusuinya tanpa menyucikan diri dengan berwudhu.” ***