Beberapa tahun kemudian, ketika Syaibah bin Hasyim menginjak usia remaja, al-Muthalib datang ke Yatsrib dengan maksud membawanya ke Mekah.
Setelah mendapat izin dari sang ibu, Syaibah bin Hasyim pun ikut bersama pamannya ke Mekah mengendarai unta.
Sesampainya di Mekah, penduduk di sana berkata, “Inilah dia Abdul Muthalib (hambanya al-Muthalib)!”.
Mendengar hal itu, al-Muthalib menjawab, “Celakalah kalian. Dia adalah anak dari saudaraku, Hasyim”.
Baca Juga: Simak 5 Pesan Malaikat Jibril Kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Bekal Menjalani Kehidupan di Dunia
Abdul Muthalib tinggal di rumah al-Muthalib hingga dewasa. Ketika al-Muthalib wafat, ia pun menggantikan kedudukan pamannya.
Menjadi Pemimpin Kabilah di Mekah
Setelah menjadi pemimpin, Abdul Muthalib memegang urusan makanan dan minuman ketika haji dan umrah sebagaimana Hasyim dan al-Muthalib.
Abdul Muthalib dikenal sebagai sosok pemimpin yang kharismatik dan dihormati oleh penduduk Mekah.
Meski hanya membersamai Rasulullah SAW dalam kurun waktu yang singkat,
Abdul Muthalib berhasil memberi didikan yang baik kepada beliau.
Dilansir GENMUSLIM dari Youtube DPU Darul Hikam pada Kamis, 11 Juli 2024, Ustadz Edgar Hamas mengatakan bahwa Rasulullah SAW belajar tentang kepemimpinan dari kakeknya.
Terdapat dua peristiwa penting di Mekah semasa hidupnya, yaitu serangan pasukan bergajah oleh Namrud dan penggalian sumur zam-zam.
Kakek Rasulullah SAW ini dikenal sebagai sosok yang menemukan lokasi air zam-zam setelah sekian lama terkubur.
Itulah kisah pemberian nama Abdul Muthalib dan sekilas mengenai sosok kakek Rasulullah SAW yang sangat berjasa bagi beliau.***