Beliau merupakan seorang wirausahawan yang bergerak di bidang penjualan tas. Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk memberikan makan rakyatnya.
Setiap hari dapur istana selalu memasak sekitar 4000 unta, 5000 sapi dan 6000 kambing.
Pasca penangkapan iblis, Nabi Sulaiman AS pun memerintahkan anak buahnya untuk ke pasar menjual tas-tasnya.
Baca Juga: Kisah Nabi dan Rasul: Nabi Muhammad SAW Dibantu Jin Muchbar Ajak Bangsa Quraisy Tidak Sembah Berhala
Sayangnya saat itu sama sekali tidak ada pasar yang buka. Anak buahnya pulang dengan tangan hampa.
Malam harinya Nabi Sulaiman AS hanya minum air. Keesokan harinya,anak buah nabi Sulaiman AS diperintahkan menuju pasar, namun keadaan sama sekali tidak berubah.
Pasar masih sepi seperti hari kemarin. Ternyata para pedagang di pasar tak lagi menuju pasar tetapi menuju ke kuburan untuk mengingat kematian., menangisi dosa-dosanya bahkan sambil meratap. Orang-orang saat itu sibuk beribadah guna mempersiapkan bekal untuk akhirat nanti.
Keadaan ini pun membuat Nabi Sulaiman AS bingung dan mengadukannya kepada Allah SWT.
“Ya Allah apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa orang-orang tidak bekerja mencari nafkah?”, kata Nabi Sulaiman AS.
Lalu Allah SWT menjelaskan bahwa apa yang terjadi berkaitan erat dengan penangkapan iblis.
Baca Juga: Kisah Nabi Ibrahim yang Meminta Agar Nabi Ismail Menceraikan Istrinya, Ternyata ini Sebabnya!
“Wahai Sulaiman , engkau telah menangkap para iblis sehingga manusia tidak bergairah lagi untuk bekerja mencari nafkah. Bukan kah sebelumnya telah Aku katakan kepadamu bahwa menangkap iblis tidak mendatangkan kebaikan?”.
Setelah mendengar penjelasan tersebut, Nabi Sulaiman AS langsung melepaskan iblis-iblis tersebut, orang-orang akhirnya Kembali lagi ke pasar dan membuka kios-kios mereka.
AKhirnya orang-orang Kembali bersemangat mencari harta untuk memenuhi kebutuhan duniawi. Nabi Sulaiman AS juga menyadari bahwa pendapatnya menganggap iblis tidak berguna ternyata salah besar.
Meskipun tugasnya menyesatkan manusia, iblis tetap dibutuhkan sebagai penyeimbang dan memicu manusia bisa naik derajat. Semua itu dijelaskan Said Nursi dalam Kitab Al-Lama'at.