GENMUSLIM.id - Seorang anak muda yang berasal dari Yaman, mulai terkenal di mata dunia.
Bekerja hanya sebagai tukang angkut barang, siapa sangka melalui dakwah seorang tokoh bernama Thufail Ad Dausi namanya semakin melejit terkenal.
Ia adalah Abdurrahman bin Sakhrin, atau yang lebih dikenal dengan nama Abu Hurairah.
Hatinya yang kerontang, tak pernah tahu tujuan hidup untuk apa. Kini, Islam bagaikan musim semi dalam jiwa, ia ingin langsung berguru kepada Rasulullah di Madinah.
Pemuda yang mencari jati diri ini, tak memiliki bekal apa-apa. Di Madinah, ia melihat sekitar memandang lekat Masjid Nabawi yang anggun nan sederhana.
Ia langsung terpikat dan jatuh cinta, namun ada rasa gundah dalam dirinya. Ia cemburu melihat para sahabat yang berlomba dalam kebaikan menuntut ilmu.
Pemuda yang berusia 28 tahun ini menyadari bahwa ilmunya sangat tertinggal dari sahabat yang lain, karena Abu Hurairah baru sampai ke Madinah pada tahun 7 Hijriyah setelah kaum muslim banyak melewati peristiwa besar.
Ia memang tak menyaksikan liga perang di Badar, tidak pula melihat peristiwa Uhud ataupun kepungan kaum kafir di Perang Khandaq.
Abu Hurairah memiliki cara tersendiri untuk menjadi bintang, ia dapatkan “hero” nya ketika melihat celah ilmu yang belum didalami.
“Aku pasti tidak akan bisa menyaingi mereka yang sudah terlebih dahulu menghafal Al Qur’an. Persaingannya ketat, terlalu berdarah-darah.” Fikir Abu Hurairah.
Namun, ia melihat ada sudut pandang lain yang perlu dipelajari, sumber hukum Islam yang kedua belum ada sahabat yang mencoba menggali. Ya, itulah Hadist Nabi.
Dengan sigap, Abu Hurairah berburu ilmu mengumpulkan banyak hadits.