GENMUSLIM.id – Momen Idul Adha selalu dikaitkan dengan kisah Nabi Ibrahim As menyembelih anak kesayangannya Nabi Ismail As.
Pengorbanan Nabi Ibrahim As ini sering dibahas berkaitan dengan pengorbanan terhadap rasa kepemilikan seorang manusia terhadap apa yang ia cintai.
Sebagaimana Nabi Ibrahim As mencintai Nabi Ismail As yang ia tunggu kelahirannya selama bertahun-tahun kemudian kembali harus ditinggalkan di padang gersang.
Ketika mereka kembali Allah pertemukan, Nabi Ibrahim justru mendapatkan mimpi untuk menyembelihnya.
Dengan keimanan yang kokoh Nabi Ismail menyanggupi perintah Allah dan Allah gantikan Ismail dengan seekor kambing.
Tapi apakah pembaca menyadari pelajaran lainnya dalam peristiwa ini yang jarang terbahas?
Dilansir Genmuslim.id dari Instagram @healyourself.id pada 18 Juni 2024, ada peran sesosok wanita tangguh dalam kecerdasan dan kekuatan Nabi Ismail.
Yaitu peran ibunya, Siti Hajar. Kekuatan dan keteguhan imannya Siti Hajar saat harus ditinggalkan seorang diri dengan bayi merah di tangannya.
Menjadi sebuah pelajaran berharga untuk setiap wanita dalam menyikapi takdir kehilangan dalam hidup, serta pemaknaan lain berkenaan dengan Idul Adha.
Ketika Nabi Ibrahim As membawanya ke sebuah lembah gersang dan tandus tanpa siapapun di sana, Hajar tidak mungkin tidak, merasakan sedih dan galau yang luar biasa.
Sebagaimana perempuan pada umumnya, Hajar mempertanyakan keputusan suaminya, Ibrahim. Mengingat anak mereka masih sangat kecil dan tidak bisa apa-apa.
“Wahai Ibrahim, mau kemana kamu, meninggalkan kami di lembah yang siapa-siapa dan tidak ada benda lain di sekitarnya?” tanya Hajar kepada Ibrahim mengutarakan keresahannya.
