Langsung saja Wali’ah datang menuju raja secara diam-diam dan memberitahu kepadanya bahwa ada tiga laki-laki tampan di rumahnya yang bisa memuaskan hawa nafsu sang raja.
Bukan main bahagianya sang raja mendengar berita itu, pikiran kotornya langsung merasuki dirinya hingga tak sabar untuk bersegera menemui rumah Nabi Luth As.
Raja dan para pemuda lainnya datang dengan mata-mata gila mereka yang telah tertutup hawa nafsu, “Luth! Keluarkan para pemuda itu! Kami tahu kamu memiliki laki-laki yang tampan dan gagah! Berbagilah bersama kami!”
Nabi Luth As kaget bukan main ketika rumahnya digeruduk oleh massa yang banyak sekali dan menginginkan tamu-tamunya.
Alih-alih memberikan para tamu, sang Nabi menawarkan putri-putrinya untuk dinikahi mereka secara halal, “Mohon ampunlah kepada Allah! Aku akan memberikan putri-putriku untuk kalian nikahi secara halal.”
“KAMI TIDAK TERTARIK DENGAN PUTRIMU!” Jawab mereka semua kompak.
Di tengah kekacauan itu, para malaikat kemudian mengabarkan kepada Nabi bahwa mereka adalah utusan Allah yang akan memberikan hukuman kepada kaum Sodom.
Nabi dan keluarganya diminta untuk pergi dari negri ini karena azab Allah akan ditimpakan kepada mereka di waktu fajar.
“Pergilah dengan keluargamu dan jangan menoleh ke belakang!” Nabi Luth As dan keluarganya pun pergi meninggalkan rumah dan negri mereka sebelum azab Allah turun.
Namun istri Nabi Luth As tidak mau patuh, di tengah jalan ia merasa penasaran dengan apa yang terjadi dengan kaum Sodom dan memilih untuk mengintip sedikit ke belakang.
Lalu turunlah azab Allah kepadanya! Allah merubah istri Nabi Luth As menjadi sebuah batu atas pengkhianatannya terhadap perintah Allah.
Patung istri Nabi Luth As ini diyakini masih dapat kita temukan di antara perbatasan Yordania dan Palestina. Meskipun ia bukan termasuk pelaku LGBT seperti kaum Sodom, tetapi ia punya ikut serta dalam perilaku keji tersebut. ***