Oleh karena itu, pada zaman tersebut kaum kafir memusuhi islam dengan membaca syair-syair yang telah ditulis oleh penyair Arab.
Menurut Syeikh Hamdy Habeeb, pada waktu itu belum ada musik, sehingga sangat jauh sekali antara musik dengan Asy Syuaro.
Salah satu contoh syair yang masyhur yakni thola'al badru 'alaina yang dipakai ketika menyambut Nabi Muhammad sampai di Madinah.
"Yakni itulah syair bukan musik, dalam bahasa Arab syair ada dua bagian, dan yang terakhir itu biasanya huruf yang sama," kata Syeikh Hamdy Habeeb.
Jadi dapat disimpulkan bahwa makna dari syair dan musik itu sangat berbeda dan tak ada seorang pun yang mengetahui makna surat Asy Syuaro kecuali Allah.
Adapun pernyataan Ustadz Adi Hidayat terkait hal ini maka cukuplah diambil pelajaran agar mampu mengoreksi diri sendiri agar tidak terjadi pada kesalahan kedua kali.***