GENMUSLIM.id – Sejarawan Palestina, Abdul Razak Takriti, mengupas sejarah kelam Nakba tahun 1948, serangan Israel di Gaza, serta peran Amerika Serikat dalam konflik ini.
Program Democracy Now melaporkan tentang pawai kelompok sayap kanan Israel di Gaza, Palestina yang memicu kontroversi pada peringatan hari kemerdekaan Israel ke-76.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, menyerukan pendudukan kembali Gaza dan pengusiran penduduk Palestina.
Abdul Razak Takriti menyebut Nakba sebagai peristiwa tragis di mana sekitar 900,000 warga Palestina diusir dari rumah mereka, dan banyak kota serta desa hancur.
Peningkatan kekerasan ini terjadi bersamaan dengan peringatan Nakba oleh warga Palestina di seluruh dunia.
Sejarawan ini menyoroti bahwa Nakba bukanlah sekadar peristiwa historis tetapi sebuah proses kolonial yang terus berlangsung hingga kini, dengan pendudukan militer dan pengusiran warga Palestina dari tanah mereka.
Ia menambahkan bahwa kebijakan kolonial ini didukung oleh kekuatan internasional sejak masa Mandat Inggris di Palestina.
Abdul Razak Takriti menjelaskan bagaimana pemerintah Inggris memberlakukan kebijakan mempersenjatai pemukim Yahudi dan melucuti senjata penduduk asli Palestina, menyebabkan ketidakseimbangan kekuatan yang signifikan.
Selama periode Mandat, Inggris mempersiapkan jalan bagi pembentukan koloni pemukim Yahudi yang pada akhirnya berujung pada pendirian negara Israel dan pengusiran besar-besaran warga Palestina.
Pengusiran ini, menurut Abdul Razak Takriti, dipandang sebagai bagian dari rencana yang disengaja dan bukan sekadar konsekuensi dari perang.
Ia mengkritik para sejarawan Israel seperti Benny Morris yang menurutnya menyangkal rencana tersebut, meskipun mengakui adanya pengusiran.
Abdul Razak Takriti juga mengecam upaya pemerintah Israel untuk melarang peringatan Nakba melalui undang-undang yang melarang warga Palestina mengenang peristiwa tersebut.
Ia menyebut langkah ini sebagai upaya untuk menyembunyikan kejahatan yang dilakukan oleh leluhur para pemimpin Israel saat ini.