Diceritakan bahwa Malaikat Jibril tidak mengantarkan Nabi Muhammad bertemu dengan Allah, namun hanya mengantarkan Nabi Muhammad sampai ke langit yang tertinggi saja.
Jika ditanya mengapa seperti itu, maka sebenarnya tugas Malaikat Jibril hanya mengantar saja. Kemudian Nabi Muhammad datang sendiri menemui Allah.
Baca Juga: Profil Lengkap Habib Jafar, Pendakwah dan Penulis Keturunan Nabi Muhammad SAW
Sama halnya dengan akal. Akal diperumpamakan seperti Malaikat Jibril.
Akal hanya mengantarkan manusia menuju Tuhan. Namun yang bertemu dengan Tuhan adalah manusia itu sendiri.
Lalu bagaiama manusia biasa bertemu dengan Tuhan?
Manusia bisa bertemu dengan tuhan melalui hatinya. Dalam perumpamaan ini hati disimbolkan dengan Nabi Muhammad.
Dengan meyakini dengan hati bahwa Tuhan itu memang ada.
Lalu bagaimana dengan pertanyaan apakah filsafat bisa membuktikan Tuhan? Apakah sains bisa membuktikan Tuhan?
Habib Jafar menjawab “bagaimana membuktikan Tuhan secara scientific? Nggak bisa. Bagaimana membuktikan Tuhan secara filosofis? Nggak bisa. Tapi bahwa meyakini Tuhan itu pasti ada dengan scientific, bisa dengan melihat alam semesta. Enggak mungkin semua ini indah dan teratur tanpa ada yang ngurusi.”
Namun dengan meyakini bahwa Tuhan itu memang ada melalui pendekatan filsafat maupun sains tentu bisa.
Misalnya adanya alam semesta yang indah ini tentu ada yang mengaturnya, yaitu Tuhan.
Jadi bukan filafat atau pendekatan apapun yang dapat membuktikan Tuhan. Namun manusialah yang harus datang ke jalan Tuhan.***