Memahami Jejak Islam Di Sukabumi Jawa Barat, Media Batu Menjadi Ciri Kuat dalam Ritual Peribadatan Masa Lalu Loh!

Photo Author
- Sabtu, 27 April 2024 | 08:35 WIB
Rangkuman Memahami jejak Islam di Sukabumi Jawa Barat ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram@kajiansukabumi))
Rangkuman Memahami jejak Islam di Sukabumi Jawa Barat ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram@kajiansukabumi))

Misalnya Eyang Dalem Fatra Santana di pekuburan Nyangkowek Cisaat dan Syekh Tubagus Tanjung Gunung Guruh.

Kuburan para pendakwah seringkali diletakan ditempat tinggi seperti bukit bahkan ditempatkan pada situs megalitikum kuno seperti kuburan Eyang Gentar bumi seorang penyebar islam dari Banten yang konon memiliki kesaktian tinggi, dikuburkan diatas punden berundak di Pangguyangan.

Masyarakat juga seringkali membumbui kisah mistis dengan tujuan melindungi kuburan dari tangan-tangan jahil sehingga orang akan berfikir puluhan kali jika hendak merusak kuburan karena takut akan kejadian buruk. Begitulah cara menghormati para pendakwah di masa lalu.

Pasca runtuhnya Pajajaran oleh Kerajaan banten menyebabkan Penyebaran Islam semakin pesat karena Sukabumi ibarat tanah tak bertuan, Banten sempat merangsek sampai Gunung Walat dan Kutawesi (Kota Sukabumi) sehingga masyarakat saat itu mengungsi ke Gunung Guruh.

Baca Juga: Watak Anak Laki laki yang Jarang Diketahui Orang Tua, dr Aisah Dahlan: Punya Kecenderungan Untuk...

Namun pasca serangan, Pasukan Banten meninggalkannya begitu saja seperti juga Kota Pakuan.

Sesudah itu muncul kekuatan baru bernama Mataram yang menguasai Priangan dan mengklaim wilayah Sukabumi sebagai bagiannya dengan simbol kekuasaan Cianjur, namun lagi-lagi wilayah selatan terutama Jampang masih independen yang dipimpin seorang Umbul/Cutak.

Para pendakwah dengan leluasa memasuki wilayah Sukabumi dari arah barat (Banten), utara (sagaraherang) maupun timur (Banten dan mataram).

Bahkan menurut sebuah kisah, Aria Wangsagoparana yang menurunkan para bupati Cianjur, sudah berdakwah ke wilayah Sukabumi sejak tahun 1530.

Mereka datang dari berbagai profesi karena dakwah dianggap sebagai salah satu kewajiban muslim yang harus ditunaikan.

Sesuai ungkapan Imam Syahid Hasan Albana “Nahnu duat qabla kulla sai“ artinya kami adalah da’i sebelum profesi-profesi lainnya.

Maka tak heran islam berkembang dengan pesat,  selain karena ajarannya sendiri yang mudah diterima masyarakat.

Baca Juga: Watak Anak Laki laki yang Jarang Diketahui Orang Tua, dr Aisah Dahlan: Punya Kecenderungan Untuk...

Ajaran islam yang sederhana, cara masuk islam yang mudah (hanya dengan dua kalimah syahadat), tak mengenal kasta, upacara ritual yang sederhana dan didakwahkan secara damai menyebabkan masyarakat tak melakukan penentangan.

Para pendakwah juga tak mengenal perbedaan bangsa, selain bangsa arab yang fokus berdakwah ada juga bangsa Tionghoa seperti Tan Sam Cay (Muhamad Syafei) masih saudara Sunan Gunung Jati dari istrinya seorang putri Tionghoa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Zaiyana Nur Ashfiya

Sumber: Instagram@kajiansukabumi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X