2 tahun setelah itu, Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan yang sudah menguasai seluruh jagat Arabia dan Timur Tengah melihat bahwa sudah saatnya Mongol menyerbu kota-kota besar Islam di Afrika Utara.
Namun, ada kabar dari ibukota Kekaisaran Mongol bahwa kaisar mereka Möngke Koagmati dan mengundang seluruh keturunan Genghis Khan untuk datang menentukan Khan baru. Dari Hulagu ke Kitbuqa Noyen.
Hulagu Khan yang sudah siap menyerang Mesir memberikan tugas memimpin pasukan pada panglima terbaiknya, Kitbuqa Noyen.
la seorang Mongol yang beragama nasrani dan sangat membenci Islam.
Di tangannya, ia akan membawa deru kavaleri Mongol yang terkenal dengan kehebatannya untuk menguasai seluruh padang pasir Afrika Utara.
Namun ternyata, ambisinya meradang.
Ya, sebab di Mesir ada sebuah kekuatan yang telah dibangun untuk menumpas laju pasukan Mongol untuk menguasai dunia.Keadaan Mesir saat itu...
Mesir saat itu benar-benar panas. Semua orang sedang kalut mendengar ibukota Baghdad hancur dan belum bisa sepenuhnya percaya bahwa saudara- saudara muslimnya dibantai.
Sultan Mesir saat itu, Muzhaffar Quthuz merasakan rakyatnya dalam keadaan takut yang sangat.
Pasukan Mongol sudah bersiap menyerbu Mesir semua orang tahu bahwa Mongol tidak pernah terkalahkan.
Namun Quthuz meminta nasihat seorang Ulama besar Mesir yang kharismatik, namanya Syaikh Izzuddin bin Abdis Salam.
Ulama itu dengan tegas menyatakan kesetiaannya pada Quthuz untuk menghadapi serangan Mongol yang saat itu mitosnya bisa merobek angin dan membantai dengan keji.