GENMUSLIM.id - Momen perayaan idul fitri lekat dengan budaya berbagi hampers lebaran.
Isi hampers Lebaran pun bermacam-macam dari makanan, pakaian, bunga, cangkir dan sebagainya.
Tidak hanya sekedar berbagi bingkisan, ternyata membagikan hampers Lebaran memiliki sejarah, perkembangan dan makna yang mendalam.
Dilansir dari UNAIR NEWS oleh GenMuslim.id pada Sabtu, 6 Maret 2024 dosen UNAIR Moordiati SS MHum menjelaskan tentang perkembangan dan makna hampers lebaran.
Di zaman kolonialisme budaya berbagi bingkisan hanya terjadi pada kalangan tertentu.
Budaya berbagi bingkisan pun pada zaman itu tidak populer karena masyarakat yang fokus melawan kesulitan kehidupan.
Ketika mendapat ancaman dan kekejaman dari negara kolonial Jepang yang menjajah di Indonesia.
Menurut dosen unair tersebut pada pemerintahan Soekarno berbagi hampers tidak populer karena adanya ketidaksetaraan sosial dan ekonomi.
Namun sejak tahun 1980-an masyarakat luas mulai melakukan budaya berbagi bingkisan dengan sebutan berbagi parsel yang berisi makanan khas lebaran.
Semakin populernya berbagi bingkisan di kalangan masyarakat, pada tahun 2000 an budaya berbagi parsel bergeser berubah nam menjadi hampers.
Hingga tidak sedikit pelaku usaha yang menjadikan hampers sebagai produk jual beli yang dikemas dalam bentuk bingkisan.
Adapun makna sosial hampers Lebaran berdasarkan pernyataan Moordiati dosen unair sebagai bentuk ucapan terima kasih dan balas budi.