Pandangan Gus Baha Mengenai Problematika Zakat Zaman Modern, Bagaimana Menyikapinya Agar Saling Menghargai?

Photo Author
- Kamis, 4 April 2024 | 13:47 WIB
Pandangan Gus Baha Mengenai Problematika Zakat Zaman Modern  ((GENMUSLIM.id/Dok: Pinterest/Printer))
Pandangan Gus Baha Mengenai Problematika Zakat Zaman Modern ((GENMUSLIM.id/Dok: Pinterest/Printer))

Baca Juga: Lebaran Sebentar Lagi! Berikut Panduan dan Tuntunan Sholat Idul Fitri Bagi Muslimah yang Jadi Makmum

Hanya duduk-duduk di masjid, disuguhi kopi, sambil merokok.

Kemudian, ada kyai yang mengusulkan bahwa orang-orang tersebut sudah termasuk Amil.

Memang ada benarnya, kata nyatanya mereka Amil.

Gus Baha memiliki pendapat yang berbeda, beliau mengatakan bahwa mereka bukan Amil.

Karena, tidak kesulitan dalam mengambil zakat bahkan sebagian dari mereka ada yang lulusan S1 dan orang mampu.

Kemudian, yang menjadi problematika selanjutnya adalah pembagian rata tidaknya zakat.

Misalnya, lebih baik tidak rata tapi setiap orang dapat zakat yang layak atau rata tapi semua orang dapat zakat yang tidak layak?

Hal tersebut dinamakan khilaf. 

Baca Juga: Bagaimana agar Bisa Itikaf di Masjid dan Paginya Tetap Bekerja? Berikut Penjelasan dari Mayoritas Ulama

Yang mengatakan ta'min harus rata supaya adil juga benar, sebab sesama fakir miskin harus dapat pembagian rata.

Tetapi ada ulama yang menyebut lebih baik tidak dibagi rata yang penting "Kemoto" menghargai orang. 

Bagaimanapun dalam faktor zakat ada unsur memuliakan.

Jadi, apabila zakat yang diberikan rata tapi tidak layak itu disebut memuliakan atau menghina?

Kedua pendapat itu disebut ijtihad. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dianti Nur Rahayu

Sumber: Youtube Santri Gayeng

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X