Karena itu, sholat lailatul qadar marak dilakukan orang-orang Syiah. Dalam keterangan lain, mereka juga menganjurkan untuk mengunjungi kuburan Husain di Karbala setelah mengerjakan sholat ini.
Lembaga fatawa Syabakah Islamiyah pernah mendapatkan pertanyaan tentang hadits ini.
Jawaban yang diberikan, kita semua sangat yakin ini hadits dusta dan menyimpang.
Tidak halal untuk diriwayatkan, juga tidak boleh dianggap sebagai hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam.
Hadits ini tidak pernah dijumpai sama sekali di kitab-kitab hadits manapun. Ciri palsu dan menyimpangnya sangat jelas. (Fatawa Syabakah Islamiyah, No. 140030)
Memperbanyak ibadah ketika malam lailatul qadar sangat dianjurkan. Untuk mendapatkan kesempatan beramal yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan.
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam memberikan janji, siapa yang melakukan qiyamul lail di malam lailatul qadar akan diampuni dosa-dosanya yang telah lewat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda yang artinya :
“Siapa yang melakukan qiyamul lail di malam lailatul qadar maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lewat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Yang menjadi masalah dari pembahasan ini adalah apakah ada sholat khusus lailatul qadar, yang diistilahkan dengan sholat lailatul qadar?
Sebagian masyarakat menggunakan hadits di atas untuk menyatakan adanya sholat lailatul qadar.
Namun, itu kedustaan atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, sehingga itu bukan dalil.
Dengan demikian tidak ada sholat khusus di malam qadar. Yang dianjurkan ketika lailatul qadar adalah memperbanyak ibadah apapun di malam itu.