GENMUSLIM.id - Belakangan, konten war takjil dengan saudara non-Muslim sedang naik-naiknya di media sosial. Aneka macam makanan khas berbuka yang biasanya dijual di pinggir jalan berhasil membuat mereka juga ikut tergiur untuk membelinya.
Lucunya, kini dalam war takjil, keahlian yang dibutuhkan bukan hanya kecepatan dan ketangkasan saja, tetapi kecerdasan juga dibutuhkan hingga membuka keahlian baru, yaitu penyamaran.
Hal ini diperlihatkan oleh seorang netizen dalam konten video yang dibuat dan diunggahnya pada akun TikTok @keluargakumbang baru-baru ini.
Sebelumnya, didapatkan salah satu kontennya viral hingga unggahannya itu ditonton 2,8 juta kali perihal sang ayah memborong beberapa potong baju koko. Padahal dalam videonya, ia mengaku bahwa sang ayah adalah seorang Katolik mentok. Dalam videonya juga dia sempat memperlihatkan beberapa patung Salib yang ada di Rumahnya.
Tidak berhenti sampai disitu, sehari setelah video ayahnya viral karena memborong baju koko. Dirinya kembali mengunggah sebuah konten video.
Dalam kontennya kali ini, dirinya merekam sang ayah dengan busana baju koko sedang berjalan menuju tempat penjual takjil. Berkat penyamarannya, misi pembelian takjil berhasil dilakukan lebih awal, sekitar jam setengah 4. Waktu yang cukup awal untuk mulai membeli takjil bagi umat Muslim.
Kemudian tidak disangka-sangka, ternyata penjual takjil itu mengenali ayahnya, “Viral nih!” kata penjual takjil sambil tertawa.
Terlihat dalam video itu, mereka berhasil memborong 9 gelas kolak biji salak. Bahkan sang ayah pun dengan santai sempat menghabiskan segelas kolak biji salak Bersama dengan anak-anaknya.
“Laper ini mah,” timpal Pak RT yang saat itu sedang berada di depannya.
Tidak ketinggalan, ibu penjual takjil pun melontarkan candaan ucapan terimakasih karena dagangannya telah diborong dengan menyebutnya sebagai Pak Haji, “Makasih ya, Pak Haji!” ucapnya sambil tertawa.
Lantas sambil meninggalkan tenda jualan dan dengan santai Bapaknya menjawab, “Amin, Alhamdulillah.”
Ternyata takjil yang dibeli bukan untuk dikonsumsi sendiri, melainkan memang sudah diniatkan untuk dibagikan kepada orang-orang sekitar rumahnya, tukang becak, ojol, penjual keliling, hingga penjaga warung.
