GENMUSLIM.id - Datangnya Bulan Ramadhan 2024 tentu menjadi hal yang dinanti-nanti oleh setiap umat muslim.
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah di mana semua orang Islam diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh.
Selain berpuasa, di bulan ini juga terdapat kewajiban lainnya yang harus dilakukan seperti lebih sering membaca Al-Qur'an, menahan nafsu baik nafsu makan, pikiran, ucapan dan lain-lain agar terjaga dari sesuatu yang mengundang dosa.
Jika kita menelisik datangnya Ramadhan dari tahun ke tahun, banyak perubahan yang mungkin kita rasakan baik secara suasana maupun perayaannya.
Sebenarnya tanpa kita menelisik datangnya Ramadhan dari tahun ke tahun, kita tetap dapat menyambutnya karena bulan ini adalah bulan di mana seseorang akan mendapatkan pahala yang berkali-kali lipat ketika melakukan kebaikan.
Maka sebaliknya, ketika seseorang melakukan dosa di bulan Ramadhan maka dosanya pun akan berkali-kali lipat pula.
Dikutip dari muslim.or.id, Syeikh Abdul Aziz juga menjelaskan bahwa, “Karena bulan Ramadhan memiliki kedudukan yang mulia dan pahala ketaatan apabila dilakukan pada saat itu besar dan dilipatgandakan, demikian juga dosa maksiat, lebih dahsyat dan lebih besar dosanya dibandingkan (apabila dilakukan) pada bulan lainnya."
Oleh karena itu, di bulan ini maksimalkan kebaikan agar yang kita dapat adalah pahala yang berlimpah.
Merayakan Ramadhan juga demikian, ketika kita menyambut Ramadhan dengan penuh sukacita maka Allah SWT akan memberikan banyak pahala kepada kita.
Namun, lagi-lagi jika menelisik datangnya Ramadhan dari tahun ke tahun, maka kedatangan bulan suci ini masih banyak yang menyepelekana dan menganggapnya sama seperti hari-hari biasa.
Atau jikapun yang memeriahkannya, ternyata tidak seramai dulu.
Menurut akun @Martenz Vandreva di situs quora.com, Ramadhan yang semakin sepi tiap tahunnya disebabkan oleh kesan "ndeso" atau unsur pedesaan di dalam bulan puasa sudah luntur.
Hal tersebut dapat dilihat dari iklan-iklan yang muncul di televisi tiap Bulan Puasa, di mana dulunya masih banyak iklan yang memperlihatkan suasana pedesaan, sawah, surau, adzan Maghrib, orang-orang taraweh di desa dan yang paling menonjol adalah iklan mudik.