Genmuslim.id- Bulan Syaban adalah bulan kedelapan dalam kalender hijriah yang memiliki banyak keistimewaan dan dianjurkan bagi umat Islam untuk memperbanyak amalan shaleh.
Syaban merupakan salah satu bulan yang memiliki makna penting bagi Nabi Muhammad SAW, salah satu amalan yang selalu dilakukan Baginda Rasulullah adalah berpuasa sunah.
Amalan puasa yang dilakukan di bulan Syaban bermanfaat untuk melatih diri dalam mempersiapkan pelaksanaan puasa wajib dibulan Ramadhan.
Berikut keistimewaan dan keutamaan amalan di bulan Syaban yang dapat dilakukan oleh para umat Islam.
Baca Juga: Ini Dia Jawaban Ustadz Abdul Somad Mengenai Hukum Membawa Anak ke Masjid, Simak Penjelasannya!
- Diangkatnya amalan
Pada bulan Syaban seluruh amalan manusia diangkat dan disampaikan langsung pada Allah SWT, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abu Dawud dan Nasa'i sebagai berikut
“Bulan Syaban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan rajab dan bulan Ramadhan, bulan Syaban adalah bulan diangkatnya amal-amal karenanya aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa”
- Kehadiran Malam Nisfu Syaban
Keistimewaan yang hanya ada di bulan Syaban adalah kehadiran malam Nisfu Syaban, di mana Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya.
Keutamaan malam Nisfu Syaban adalah dengan memperbanyak ibadah, memperbanyak doa, memperbanyak dzikir dan mempererat silaturahmi dengan orang-orang yang disayangi.
Baca Juga: Darurat! Korban Tewas di Gaza Palestina Capai 28.000 Jiwa, Serangan Israel ke Rafah Makin Dekat
- Pahala Berpuasa di Bulan Syaban
Nabi Muhammad SAW kerap berpuasa di bulan Syaban, hal ini disampaikan oleh Aisyah RA “Bulan yang paling disenangi Rasulullah untuk berpuasa sunnah di dalamnya adalah Syaban kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan (HR. Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Dikatakan juga oleh Ibu Rajab bahwa “Puasa di bulan Syaban lebih utama daripada puasa di bulan-bulan haram, dan sebaik-baiknya amalan sunnah adalah yang dilakukan ketika dekat dengan bulan suci Ramadhan, baik sebelum maupun sesudahnya.
Maka, puasa pada bulan ini kedudukannya seperti sunah-sunah rawatib sebelum atau sesudah fardhu dan berfungsi untuk melengkapi jika ada kekurangan pada amalan fardu tersebut.