Pertanyaannya, apakah pertemuan Rasulullah dengan para nabi di langit bersifat ruhani atau fisik? Pendapat ulama tentang hal ini beragam.
Pertama, ada yang berpendapat bahwa pertemuan tersebut hanya bersifat ruhani, mengingat para nabi telah wafat dan jasadnya telah dimakamkan.
Namun, ada pengecualian untuk pertemuan dengan Nabi Isa yang bertemu secara ruh dan fisik, karena beliau telah diangkat ke langit dengan ruh dan jasadnya.
Kedua, ada yang berpendapat bahwa pertemuan tersebut bersifat ruhani dan fisik.
Hal ini sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah.
Pendapat ini dikuatkan dengan riwayat hadis yang menyebutkan bahwa Nabi Adam dan para nabi lainnya dibangkitkan, kemudian Rasulullah mengimami shalat mereka.
Menurut beberapa ulama, termasuk Mula Al-Qari dalam Kitab Mirqatul Mafatih, pendapat yang paling tepat adalah pertemuan secara ruhani dan fisik.
Hal ini didasarkan pada beberapa alasan, antara lain:
1. Jasad para nabi dan rasul tidak hancur di dalam perut bumi, sehingga dimungkinkan bagi Allah untuk membawa mereka bersama jasad mereka sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah.
2. Para nabi hidup dan shalat di dalam kuburan mereka, menunjukkan bahwa kehidupan mereka di alam barzakh melibatkan ruh dan jasad.
Ini sesuai dengan hadis yang menyatakan bahwa para nabi hidup dan shalat di dalam kuburan mereka.
3. Pertemuan secara ruhani dan fisik merupakan bentuk kesempurnaan dalam memuliakan kedatangan Rasulullah di langit.
Baca Juga: Merayakan Ulang Tahun dalam Islam, Apakah Boleh ? Bagaimana Hukumnya ? Simak Selengkapnya di Sini
