GENMUSLIM.id- Kisah sedih yang menyertai peristiwa Isra Miraj yang terjadi pada tanggal 27 Rajab dialami Rasulullah SAW ketika berdakwah.
Dbalik peristiwa Isra Miraj, Rasulullah mengalami dua kisah sedih yang mendalam, yang dikenal sebagai Amul Huzni atau tahun-tahun kesedihan.
Salah satu kepedihan yang dialami Rasulullah saat peristiwa Isra Miraj adalah karena kehilangan dua orang yang sangat dicintainya, yaitu istrinya, Sayyidah Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib, yang wafat pada tahun itu.
Kehilangan dua penjaga setianya itu sangat menyedihkan bagi Nabi Muhammad.
Tidak hanya itu, kesedihan Nabi Muhammad juga disebabkan oleh tekanan dan permusuhan yang terus-menerus dialaminya dari orang-orang Quraisy.
Nabi Muhammad hampir setiap hari dihadapi dengan permusuhan dan penghinaan dari kaumnya, bahkan pernah dilempari dengan tanah hingga seluruh kepalanya terkena kotoran.
Kesedihan ini tidak hanya dirasakan oleh Nabi Muhammad, tetapi juga dirasakan oleh putri tercintanya, Sayyidah Fatimah.
Melihat reaksi putri tercintanya yang terpukul, Nabi Muhammad dengan bijaksana menguatkan dan menghiburnya dengan kata-kata, "Jangan menangis anakku, sesungguhnya Allah akan melindungi ayahmu."
Baca Juga: Merayakan Ulang Tahun dalam Islam, Apakah Boleh ? Bagaimana Hukumnya ? Simak Selengkapnya di Sini
Selanjutnya, kisah sedih Nabi Muhammad berlanjut ketika beliau melakukan perjalanan dakwah ke Thaif, dengan harapan penduduk di sana akan menerima dakwahnya.
Namun, harapan tersebut tidak terwujud, bahkan Nabi Muhammad malah ditolak secara kasar oleh penduduk Thaif, yang bahkan melemparinya dengan batu hingga mengakibatkan luka pada kakinya yang mengucurkan darah.
Menghadapi perlakuan kasar tersebut, Nabi Muhammad tidak mengutuk mereka, melainkan berdoa kepada Allah untuk menunjukkan jalan yang benar kepada kaumnya yang masih belum mengerti.