GENMUSLIM.id - Doa Nurbuat selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan umat muslim.
Mungkin bagi sebagian orang yang kerap membuka buku kumpulan doa seperti Majmu’ Syarif, doa nurbuat sudah tidak asing lagi.
Namun, ada juga yang belum mengetahui doa Nurbuat atau penasaran tentang asal-usulnya.
Apa itu Doa Nurbuat?
Nurbuat merupakan singkatan dari dua kata, yaitu "nur" yang berarti cahaya, dan "al-nubuwah" yang berarti kenabian.
Dalam substansi doa nurbuat ini, sejatinya memohon kepada Allah akan keselamatan, perlindungan, kesehatan, panjang umur, serta berbagai hal lainnya.
Lafadz dan Arti Doa Nurbuat
اَللّٰهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ الْعَظِيْمِ وَذِى الْمَنِّ الْقَدِيْمِ وَذِي الْوَجْهِ الْكَرِيْمِ وَوَلِيِّ الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَةِ عَاقِلِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ مِنْ اَنْفُسِ الْحَقِّ عَيْنِ الْقُدْرَةِ وَالنَّاظِرِيْنَ وَعَيْنِ الْجِنِّ الْاِنْسِ وَالشَّيَاطِيْنِ وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْ لِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهُ لَمَجْنُوْنٌ وَمَاهُوَ اِلاَّذِكْرٌ لِّلْعَالَمِيْنَ وَمُسْتَجَابُ اْلقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ الْوَدُوْدُ ذُوالْعَرْشِ الْمَجِيْدِ طَوِّلْ عُمْرِيْ وَصَحِّحْ جَسَدِيْ وَاقْضِ حَاجَتِيْ وَاَكْثِرْ اَمْوَالِيْ وَاَوْلَادِيْ وَحَبِّبْنِيْ لِلنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ وَتَبَاعَدِ الْعَدَاوَةَ كُلَّهَا مِنْ بَنِيْ اٰدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِيْنَ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن
Allahumma dzis sulthanil ‘azhim, wa dzil mannil qadim, wa dzil wajhil karim, wa waliyyil kalimatit tammat wad da’awatil mustajabat, ‘aqilil ḫasan wal ḫusayn min anfusil haqq, ‘aynil qudrah wan nadhirin wa ‘aynil jinni wal insi wasy syayathin, wa iy yakadulladzina kafaru layuzliqunaka bi abshorihim lamma sami’udz dzikra wa yaquluna innahu lamajnun wa ma huwa illa dzikrul lil-‘alamin, wa mustajabul qur’anil ‘azim, wa waritsa sulaimanu dawuda ‘alaihimas salam, al-wadud dzul ‘arsyil majid. Thawwil ‘umri wa shaḫḫih jasadiy waqdi hajati wa aktsir amwali wa awladi wa habbibni linnasi ajma'in wa taba‘adil ‘adawah kullaha mim bani Adama ‘alaihissalam, man kana hayyaw wa yahiqqal qawlu ‘alal kafirin innaka ‘ala kulli syay'in qadir. Subhana rabbika rabbil ‘izzati ‘amma yashifun wa salamun ‘alal mursalin wal hamdu lillahi rabbil ‘alamin.
Artinya: “Ya Allah, Dzat yang memiliki kekuasaan yang agung, yang memiliki anugerah yang qadim, memiliki pandangan yang mulia, menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, penanggung Hasan dan Husain dari jiwa-jiwa yang benar, dari pandangan mata yang memandang, dari pandangan mata manusia dan jin. Sesungguhnya orang-orang kafir benar-benar akan menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, ketika mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila, dan tiadalah itu semua melainkan sebagai peringatan bagi seluruh alam. Dan mustajabnya Al-Quran yang mulia. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud ‘alaihimassalam. Allah adalah Dzat Yang Maha Pengasih lagi memiliki singgasana yang Mulia, panjangkanlah umurku, sehatlah jasad tubuhku, kabulkan hajatku, perbanyaklah harta bendaku dan anakku, cintakanlah semua manusia, dan jauhkanlah permusuhan dari anak cucu Nabi Adam alaihissalam, yaitu orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.”
Asal-usul Doa Nurbuat
Dalam ilmu hadits, misalnya, ada cabang ilmu yang membantu mencari asal-usul lafadz hadits, yaitu ilmu takhrij hadits.