GENMUSLIM.id - Hisab, atau perhitungan astronomis untuk menentukan awal bulan Ramadhan 2024, telah menjadi khilafiyah di kalangan ulama Islam sejak dulu.
Di Indonesia, metode hisab untuk menentukan awal Ramadhan 2024 ini telah digunakan oleh ormas Muhammadiyah.
Meskipun menjadi salah satu cara penentuan awal Ramadhan 2024, sebagian ulama salaf menolak metode ini dengan alasan tertentu.
Beberapa ulama salaf menolak hisab karena melihat bahwa penentuan awal bulan berdasarkan perhitungan astronomis bisa jadi tidak sesuai dengan praktik Rasulullah SAW dan generasi salafusshalih.
Mereka lebih condong kepada metode rukyah, yaitu mengamati hilal secara langsung untuk menetapkan awal bulan Ramadhan 2024.
Mereka menganggap metode ini lebih sesuai dengan tuntunan praktik Nabi dan para sahabatnya.
Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait penentuan awal Ramadhan 2024, umat Islam diharapkan untuk menghormati keragaman pendapat dan mengikuti otoritas ulama yang diakui di wilayah masing-masing.
Keputusan ulama untuk menentukan awal Ramadhan 2024 melalui hisab bukanlah satu-satunya pendekatan yang diambil oleh umat Islam, dan sebaiknya diambil dengan penuh kehati-hatian dan rasa hormat terhadap keragaman pandangan di dalam umat.
Mengutip Buku Pintar Ibadah Muslimah, berikut Genmuslim lampirkan alasan sejumlah ulama salaf menolak penggunaan metode hisab.
Hal ini tidak lain dikarenakan adanya hadis dan amalan sahabat yang menjelaskan bagaimana mereka menentukan bulan.
Pada masa dahulu ilmu Falak cenderung dianggap dekat dengan Ilmu nujum/ramalan bintang. Selain itu, pada masa dahulu tingkat keakuratannya sangat lemah karena metodenya masih sederhana.
Mengenai hal ini Syaikh Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa hisab diperlukan untuk menafikan wujud hilal, sedangkan rukyat diperlukan untuk menetapkan awal Ramadhan.