Selama pembangunan masjid dan universitas, dikisahkan Fatimah Al Fihri senantiasa berdoa, bahkan ia bernazar untuk terus berpuasa sampai pembangunan itu selesai.
Fatimah berharap berkah akan selalu menyertai tempat itu.
Baca Juga: Jadilah Muslimah yang Berilmu! Ini 5 Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Pandangan Islam, Simak di Sini!
Pada awalnya, Universitas Al Qarawiyyin hanya berfokus pada ilmu agama saja, seperti Al-Qur’an dan Fiqih.
Lambat laun kurikulumnya mulai berkembang, mencakup matematika, linguistik Arab, kedokteran, astronomi, kimia, sejarah dan geografi.
Mahasiswanya pun datang dari berbagai negeri dan kalangan, tidak hanya muslim saja. Mahasiswa Nasrani dan Yahudi juga ada yang belajar di universitas ini.
Leo Africanus, penulis dan pengelana terkenal, Maimonides, rabi dan filsuf Yahudi, dan Paus Sylvester II termasuk di antara lulusan Al Qarawiyyin.
Baca Juga: Jadilah Muslimah yang Berilmu! Ini 5 Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Pandangan Islam, Simak di Sini!
Di kalangan muslim, tercatat nama cendekiawan tenar seperti matematikawan Abu Al-Abbas Az-Zawawi, kartografer dan ahli geografi Muhammad Al-Idrisi dan bapak sosiologi serta ahli sejarah Ibnu Khaldun.
Yang tak kalah mengagumkan lagi, biaya belajar di Universitas Al Qarawiyyin ini gratis. Fatimah Al Fihri juga menjadi sponsor seluruh institut.
Sebelumnya memang sudah banyak pusat pembelajaran yang berdiri, namun Universitas Al Qarawiyyin inilah yang pertama memberikan gelar pada mahasiswanya.
Hingga baju toga yang dipakai saat kelulusan universitas sampai saat ini cikal bakalnya dari Universitas Fatimah Al Fihri itu.
Salah satu keunggulan lain Universitas Al-Qarawiyyin adalah manuskrip sejarahnya.
Koleksi buku di perpustakaan universitas tersebut mencapai 4.000 buku langka yang terlacak sampai tahun terbit abad ke-9.