GENMUSLIM.id- Debat pilpres 2024 menjadi panggung untuk publik mengenal lebih jauh tentang gagasan, etika, hingga kematangan sikap para kandidat. Terbaru, sikap calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, menjadi sorotan publik.
Pembahasan soal etika kembali mencuat dalam debat keempat pilpres 2024 di Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam. Bahkan, cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, mengingatkan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, soal etika debat.
Persoalan etika ini mengemuka dalam segmen tanya jawab. Saat itu, Gibran menanyakan soal greenflation atau inflasi hijau.
Sama seperti debat sebelumnya, moderator kembali mengingatkannya untuk menjelaskan istilah itu. Mahfud MD pun meminta ia merinci terminologi tersebut.
Etika sendiri merupakan pilar utama dalam membangun sebuah tatanan kehidupan manusia. Etika membantu dan merumuskan manusia untuk menentukan mana sikap yang baik dan tepat dalam kehidupan sehari hari, yang bisa dipertanggungjawabkan baik dalam hubungannya dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.
Al Qur'an memberikan pengajaran kepada manusia lewat ayat ayat yang telah Allah firmankan, diantaranya ada dalam surah al- Ahzab: 21, an- Nahl: 90, Ali Imran: 159, al- Bayyinah: 5, al- Baqarah: 83, 45, 152, al- Mulk: 29 maka dari itu penting nya kita untuk mempelajari apa itu akhlak, moral dan juga etika khususnya pada zaman yang serba modern ini.
Namun untuk kali ini, akan diberikan pembahasan mengenai etika ataupun akhlak dari Al Qur’an surat Ali Imran: 159 dan juga surat Al- Baqarah: 83.
Adapun surat Ali Imran ayat 159 memiliki arti sebagai berikut:
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawaka”. (QS. Ali Imran [3]: 159).”
Yang makna dari pada ayat ini dalam Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh berbunyi, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram), Maka disebabkan oleh rahmat yang besar dari Allah-lah akhlakmu -wahai Nabi- menjadi lunak kepada sahabat-sahabatmu.
Seandainya engkau menunjukkan sikap kasar dalam ucapan dan tindakanmu, serta mempunyai hati yang keras, niscaya mereka akan pergi meninggalkanmu.
Oleh karena itu maafkanlah kekurangan mereka dalam bersikap kepadamu. Mohonkanlah ampunan untuk mereka dan Allah.