Hal itu dilakukannya sebagai wujud rasa cintanya yang mendalam terhadap Nabi Muhammad SAW yang belum pernah ia temui.
Uwais selalu bertanya-tanya kapan ia bisa bertemu dengannya dan melihat wajahnya dari dekat.
Selain itu, Uwais Al Qarni pun sangat berbakti kepada ibunya.
Uwais Al Qarni selalu memenuhi keinginan ibunya.
Ibunya yang sudah lanjut usia sangat ingin berangkat haji.
Meski saat itu tidak punya uang, Uwais kesulitan memenuhi keinginan ibunya.
Perjalanan dari Yaman ke Mekkah sangat jauh.
Melalui ladang yang panas dan tandus, orang-orang yang pergi ke Mekah biasanya menggunakan unta untuk membawa banyak perbekalan.
Uwais selalu berpikir untuk mencari jalan keluar agar ibunya bisa pergi ke Tanah Suci.
Kemudian ia membeli anak sapi tersebut dan Uwais membangun kandang di puncak bukit.
Setiap pagi dia membawa anak sapinya naik turun bukit.
Banyak yang menganggap kelakuan Uwais aneh.
Setelah delapan bulan, bobot sapi Uwais mencapai 100 kilogram.
Saat musim haji dimulai, Uwais merasakan otot-ototnya semakin kuat dan siap mengangkat beban berat.