GENMUSLIM.id – Debat capres ketiga menarik perhatian publik bukan hanya karena diskusi politik yang terjadi, tapi juga karena munculnya julukan "Sengkuni" yang ditujukan kepada Anies Baswedan.
Dalam konteks ini, penting untuk dipahami apakah memberi julukan kepada orang lain seperti julukan Sengkuni kepada Anies Baswedan sesuai dengan nilai-nilai Islam?
Artikel ini membahas apakah nama julukan diperbolehkan dalam Islam dan apakah nama panggilan "Sengkuni" termasuk perilaku yang pantas atau tidak yang diberikan kepada Anies Baswedan?
Kenapa Anies Baswedan Diberikan Julukan Sengkuni?
Dilansir Genmuslim dari berbagai sumber Minggu, 14 Januari 2024, Julukan ``Sengkuni'' yang ditujukan kepada Anies Baswedan saat debat capres kemungkinan besar mengacu pada tokoh Mahabharata yang terkenal licik dan pandai mengatur strategi politik.
Sengkuni dalam bahasa gaul dan Arti Kata sengkuni dalam bahasa gaul adalah sebutan untuk orang yang suka mengadu domba atau licik, jahat, dan haus kekuasaan.
Memberi Julukan Menurut Islam
Dalam Islam, etika dan moralitas memegang peranan penting dalam interaksi antar individu.
Menurut ajaran Islam, nama panggilan yang merendahkan atau merugikan orang lain tidak dianjurkan.
Rasulullah Muhammad SAW adalah teladan perilaku santun dan penuh kasih sayang terhadap sesama, bahkan terhadap lawan politik dan musuh.
Memberikan julukan yang baik kepada orang lain di perboleh kan oleh islam, meskipun julukan itu hanya sebatas penamaan dan tidak sesuai realita.
Karena ucapan adalah doa, dengan memberikan julukan yang baik insyallah orang tersebut menjadi orang yang seperti julukan baiknya.
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”