2. QS. Al-Jumu’ah ayat 10
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaknya supaya kamu beruntung.”
3. QS. An-Najm ayat 39
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى . وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى . ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى . وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)”.
Kita ambil ayat itu aja ya. Coba perhatikan.
Di ayat yang pertama, Allah katakan cari rezeki dulu, lalu bersyukur. Lalu di ayat kedua, Allah katakan, setelah shalat, pergilah mencari karunia Allah.
Lalu di ayat ketiga, Allah katakan bahwa manusia hanya akan mendapatkan yang ia usahakan.
Berdoa saja tanpa usaha adalah malas, berjuang saja tanpa berdoa adalah sombong.
Dalam memaksimalkan usaha, kita perlu paham bahwa di dalamnya ada strategi, manajemen resiko (jika rencana A gagal, bagaimana mengatasinya, dan sebagainya), dan dengan beberapa tahap lainnya.
Berusahalah dengan sungguh-sungguh hingga lelah, lalu berserah.
Dalam lelahnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita atau orang yang kita nafkahi, Allah janjikan pengampunan dosa, lho. Definisi, ‘lelahmu menjadi lillah’.
Ingat, urutannya adalah: berdoa, berusaha, tawakal/berserah. Jangan dibalik-balik, ya.