Anak dengan usia tersebut, mengarah kepada parenting yang semua hal diingatkan dan dialtih supaya menjadi kebutuhan.
Orang tua dalam parenting harus di usia ini mesti cermat menyampaikan supaya tidak terkesan otoriter atau bahkan merasa dijajah hidupnya.
Terlepas dari hal tersebut, di usia ini anak juga harus banyak dikenalkan hal-hal positif sebagai wadah dari rasa ingin tahunya.
Rasa ingin tahu ini pasti muncul dalam diri anak yang beranjak dewasa, sebagai orang tua harus mewadahi di wadah yang tepat.
Baca Juga: Kakak dan Adik Bertengkar Terus? Orang Tua Bisa Lakukan Ini Untuk Mengatasi Sibling Rivalry
3. 15—21 tahun=Sahabat
Anak mulai memahami dan meluaskan kehidupan sosialnya sehingga banyak pengaruh dari luar mulai masuk.
Tidak akan terbuka rasa nyaman mereka apabila kita selaku orang tua banyak melarang tanpa aturan jelas.
Mulailah membuat aturan dan berkompromi akan hal tersebut, nikmati diskusi bersama anak hingga negosiasi.
Hukuman dan imbalan bukan sebagai validasi melainkan sebuah bentuk komitmen menganalogikan neraka dan surga.
Hal ini juga bertujuan menyadarkan anak akan surga dan neraka adalah hal pasti ditemukan usai kehidupan dunia.
Melakukan menjadi sahabat bukan berarti akan melewati batas, melainkan mengubah pola hingga membuat kenyamanan.
Kenyamanan anak dalam bercerita, bicara hingga menangis mengungkapkan perasaan dalam kehidupannya.
Itulah rumusan parenting ala Ali bin Abi Thalib yang wajib banget kalian coba selaku orang tua, terlebih untuk kamu orang tua baru.
Mencoba dengan tuntunan Al Qur'an banyak referensinya dan kewajiban belajar soal parenting bukan hanya tugas orang tua.
