Parenting Islami: Bagaimana Mendidik Anak Jadi Sholih Sholiha? Ini Tuntunan Nabi Muhammad SAW, Simak di Sini!

Photo Author
- Senin, 16 Oktober 2023 | 15:30 WIB
Parenting Islami mengajarkan kita untuk mendidik anak menjadi generasi yang Sholih sholiha (GENMUSLIM.id/dok: Istimewa)
Parenting Islami mengajarkan kita untuk mendidik anak menjadi generasi yang Sholih sholiha (GENMUSLIM.id/dok: Istimewa)
GENMUSLIM.id- Setiap umat muslim harus menyadari bahwa peran pola parenting yang diterapkan dalam keluarga sangatlah penting.
 
Parenting yang tepat dan sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW akan memudahkan mencetak genenrasi yang sholih sholiha.
 
Dalam Islam, cara mendidik anak atau parenting yang diterapkan orang tua itu tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam.
 
Sebab, Islam pun sudah mengatur berbagai aspek kehidupan umat muslim dari hal yang sederhana hingga hal yang kompleks.
 
 
Termasuk didalamnya adalah bagaimana mendidik anak atau soal parenting.
 
Islam menerangkan pola parenting melalui penjelasan Al-Qur’an dan penerapan langsungn oleh Nabi Muhammad SAW.
 
Berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad SAW, terdapat beberapa cara mendidik anak agar tumbuh menjadi anak yang sholih sholiha.
 
Dilansir Genmuslim dari berbagai sumber pada Minggu 15 Oktober 2023, berikut ini cara mendidik anak agar tumbuh menjadi anak yang sholih sholiha sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW
 
Perlu kita ketahui sebelumnya, mengapa seorang muslim harus memiliki dan mendidik anaknya menjadi sholih sholiha? 
 
Sebab, anak menjadi penyebab orang tua untuk terus mendapatkan manfaat lewat doa dan amalan yang dikerjakannya. 
 
Maka, jika orang tua mendidik anak mereka menjadi anak yang sholih sholiha ia akan mendapatlkan kebaikan dari ibadah yang dikerjakan anak-anaknya tersebut. 
 
Doa anak sholih sholiha tetap akan memberi manfaat kepada orang tuanya meskipun orangtuanya sudah meninggal.
 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
 
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau doa anak yang shalih.” (HR. Muslim no. 1631).
 
 
Selain mendapatkan kebaikan dari doa anak-anaknya, orang tua juga akan mendapatkan kebaikan dari amalan ibadah yang dikerjakan anak-anaknya. 
 
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
إِنَّ مِنْ أَطْيَبِ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ وَوَلَدُهُ مِنْ كَسْبِهِ
 
“Sesungguhnya yang paling baik dari makanan seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri,"
 
"Dan anak merupakan hasil jerih payah orang tua.” (HR. Abu Daud no. 3528, An-Nasa’i dalam Al-Kubra 4: 4, 6043, Tirmidzi no. 1358, dan Ibnu Majah no. 2290. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
 
Maka dari itu, setiap orang tua muslim dan muslimah harus bertekad kuat untuk mendidik anak mereka menjadi anak-anak yang sholih sholiha.
 
Terdapat beberapa tips parenting yang dapat diterapkan orang tua, sebagai berikut:
 
Orang Tua Harus Memperbaiki Diri dan Menjadi Sholih Sholiha
Tips parenting yang pertama ini berlaku bagi para orang tua.
 
Setiap orang tua yang memnginginkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholih sholiha maka orang tua tersebut harus memperbaiki dirinya dahulu.
 
Percuma saja berharap anaknya  menjadi baik, sedangkan orang tuanya sendiri masih terus bermaksiat, masih sulit shalat, masih enggan menutup aurat dan lain sebagainya.
 
Para generasi muslim shalih terdahulu, sampai-sampai terus menambah shalat, hanya ingin agar anaknya menjadi shalih.
 
Salah satu bukti bahwa keshalihan orang tua berpengaruh pada anak, ialah pada kisah dua anak yatim yang dikisahkan dalam surah Al Kahfi.
 
Dalam surah tersebut, anak yatim tersebut mendapat penjagaan Allah karena ayahnya adalah orang yang shalih. Silakan lihat dalam surat Al-Kahfi,
 
وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا
 
“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih.” (QS. Al-Kahfi: 82). 
Selain itu, ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz pernah mengatakan,
 
مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يَمُوْتُ إِلاَّ حَفِظَهُ اللهُ فِي عَقِبِهِ وَعَقِبِ عَقِبِهِ
 
“Setiap mukmin yang meninggal dunia (di mana ia terus memperhatikan kewajiban pada Allah, pen.), maka Allah akan senantiasa menjaga anak dan keturunannya setelah itu.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467)
 
Pendidikan Agama Sejak Dini
 
Allah memerintahkan pada semua umat mukmin untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari siksa api neraka, sebagaimana disebutkan dalam ayat,
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
 
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6). 
Dalam Tafsir Ibnu Katsir (7: 321) disebutkan, ‘Ali mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah,
 
أَدِّبُوْهُمْ وَعَلِّمُوْهُمْ
 
“Ajarilah adab dan agama pada mereka.” 
Pendidikan agama ini merupakan pendidikan atau parenting paling utama dalam mendidik anak.
Dalam hal ini, orang tua terlbih dahulu diperintahkan untuk mendidik, mengajar, anak mereka sekaligus mengajak untuk sholat sejak dini. 
 
Dalam suatu hadits; dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ
 
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud no. 495. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
 
Selain tentang sholat, anak-anak juga harus diajarkan tentang adab dalam kehidupan sehari-hari.
 
Salah satu contohnya yaitu tentang adab makan, ini diperintahkan untuk diajarkan.
 Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendidik ‘Umar bin Abi Salamah adab makan yang benar. Beliau berkata pada ‘Umar,
 
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
 
“Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah) ketika makan. Makanlah dengan tangan kananmu. Makanlah yang ada di dekatmu.” (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)
 
Tak hanya itu, orang tua juga harus mengajarkan anaknya  untuk menjauhi perkara haram seperti zina, berjudi, minum minuman keras, berbohong dan perbuatan tercela lainnya. 
 
Namun tentu, pendidkan ini juga dilakukan dengan cara yang baik dan bertahap sesuai kemampuan anak dalam memahami penjelasan orang tua.
 
Jika orang tua tidak bisa mendidik anak mereka karena kurang ilmu, sudah sepatutnya anak diajak untuk dididik di Taman Pembelajaran Al-Qur’an (TPA) atau sebuah pesantren di luar waktu sekolahnya. 
 
Semoga, setiap muslim semakin bertekad, berusaha dan berbahagia memilki anak-anak yang sholih sholiha.
Al-Hasan Al-Bashri berkata,
 
لَيْسَ شَيْءٌ أَقَرُّ لِعَيْنِ المؤْمِنِ مِنْ أَنْ يَرَى زَوْجَتَهُ وَأَوْلاَدَهُ مُطِيْعِيْنَ للهِ عَزَّ وَجَلَّ
 
“Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.” (Disebutkan dalam Zaad Al-Masiir pada penafsiran Surat Al-Furqan ayat 74) Wallahu waliyyut taufiq.
 
Iringi Semua Ikhtiar Dengan Doa
Tanpa doa, sangat tak mungkin tujuan mendapatkan anak shalih bisa terwujud.
 
Karena keshalihan didapati dengan taufik dan petunjuk Allah.
 
Doa merupakan kekuatan tal terlihat yang dimiliki oleh umat muslim.
 
Dengan berdoa, menunjukkan keseriusan dalam meraih sesuatu sebelum maupun sebtelah ia berusaha dengan sebaik-baiknya.
 
Maka, untuk mendidik anak agar menjadi anak yang sholih sholiha pun, orang tua harus senantiasa iringi usaha dengan doa.
 
Orang tua harus mendoakan anaknya agar menjadi sholih sholiha, sebab keshalihan adalah taufik dari Allah SWT.
 
Allah SWT berfirman:
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
 
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’rof : 178)
 
Kita semua, baik pendidik maupun orang tua harus banyak memohon pada Allah sebab hidayah itu ada di tangan Allah. 
 
Terdapat contoh-contoh doa yang bisa kita amalkan dan sudah dipraktikkan oleh para nabi di masa terdahulu:
 
Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
 
“Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100).
 
Doa Nabi Zakariya ‘alaihis salaam,
 
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
 
“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38).
 
 
Doa ‘Ibadurrahman (hamba Allah yang beriman),
 
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
 
“Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa” [Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al-Furqan: 74)
 
Ingatlah kembaili bahwa, doa orang tua pada anaknya adalah doa yang mustajab.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Abu Daud no. 1536, Ibnu Majah no. 3862 dan Tirmidzi no. 1905. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
 
Maka dari itu, orang tua jangan sampai putus doa kepada anaknya walaulpun anaknya masih sulit diatur ataupun nakal. 
 
Hidayah dan taufik di tangan Allah, maka teruslah berdoa tanpa putus agar Allah memberi hidayah dan menjadikan anak-anak generasi umat muslim kita menjadi anak yang sholih sholiha.***
 
 Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dwi Nur Ratnaningsih

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X