GENMUSLIM.id – Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mendengar kisah-kisah mengharukan tentang kebaikan dan belas kasih terhadap anak-anak yatim.
Kisah inspiratif ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang dan mengingatkan kita akan kekuatan perbuatan baik kepada sesama ataupun anak yatim dalam memperoleh berkah dan kebahagiaan dalam hidup.
Salah satu kisah inspiratif dalam hal ini adalah "Kisah Pedagang Kurma Masuk Surga karena Anak Yatim."
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kisah inspiratif ini yang menggarisbawahi pentingnya kebaikan kepada anak-anak yatim dan bagaimana perbuatan baik ini bisa membuka pintu-pintu surga.
Baca Juga: Cerpen Inspiratif Persahabatan: Tidak Bisa Bersama, Tetapi Menyatu Dalam Doa
Alkisah, suatu saat di Mesir terdapat seorang pedagang kurma yang sangat kaya, bernama Athiyah bin Khalaf.
Hanya saja, seiring berjalannya roda kehidupan, nasib dan keadaan manusia silih berganti, dari keadaan yang menyenangkan menjadi memilukan, dari kaya menjadi sengsara menjadikan Athiyah bin Khalaf bangkrut.
Semua harta kekayaannya hangus dan yang tersisa hanyalah pakaian yang ia gunakan untuk menutup auratnya saja.
Dilansir Genmuslim dari berbagai sumber Senin, 18 September 2023 bahwa ketika hari Asyura (hari kesepuluh bulan Muharram) datang, ia pergi ke masjid Amr bin Ash untuk menunaikan shalat Subuh berjamaah di sana.
Kebiasaan yang ada di masjid tersebut adalah tidak memperkenankan wanita untuk memasuki masjid di hari-hari biasa selain pada hari Asyura, dengan tujuan untuk berdoa bersama-sama di dalamnya.
Di masjid itu, Athiyah bin Khalaf berdoa kepada Allah bersama orang-orang yang hadir saat itu. Namun, di tengah-tengah munajat itu, datanglah seorang wanita bersama anak-anak kecil yang menghampirinya. Di saat itu, si wanita kemudian berkata kepada Athiyah:
“Wahai tuan, aku meminta kepadamu, demi Allah, semoga engkau bisa meringankan kesulitanku dan sudi memberi sesuatu yang aku gunakan untuk bisa memenuhi kebutuhan makan-makan anak-anak ini. Sungguh, ayah mereka telah meninggal. Dia tidak meninggalkan sesuatu apa pun untuk mereka. Aku adalah syarifah. Aku tidak tahu siapa yang akan aku tuju. Aku tidak pernah keluar kecuali hari ini, itupun karena darurat yang menjadikanku hajat untuk mengorbankan diriku. Dan itu juga bukan merupakan kebiasaanku.”
Baca Juga: Kisah Inspiratif: KH. Ahmad Dahlan, Seorang Ulama Pembaharu dan Tokoh Pendiri Muhammadiyah
Mendengar keluh kesah dari syarifah tersebut, dalam hatinya ia berkata,