Bait Al Hikmah, Cuplikan Kecil Bahwa Umat Islam Pernah Memimpin Kemajuan di Bidang Ilmu Pengetahuan (Part 3)

Photo Author
- Selasa, 12 September 2023 | 10:30 WIB
Ilustrasi mengenai Bait Al Hikmah, salah satu simbol kemajuan Islam (GENMUSLIM.id/instagram/@bilad.alraafidyan)
Ilustrasi mengenai Bait Al Hikmah, salah satu simbol kemajuan Islam (GENMUSLIM.id/instagram/@bilad.alraafidyan)

GENMUSLIM.id- Di dalam artikel-artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai Bait Al Hikmah sebagai salah satu representasi kemajuan peradaban Islam, yang berkosentrasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, di mana aktivitas penerjemahan, observasi, diskusi, hingga penulisan menjadi sangat marak.

Aktivitas intelektual yang dilakukan di Bait Al Hikmah tersebut sebagaimana disebutkan oleh Philip K Hitty di dalam bukunya yang berjudul History of the Arabs, sebuah capaian intelektual di abad pertengahan yang tiada tandingannya, dengan kata lain kemajuan dunia Islam kala itu memimpin peradaban dunia kala itu.

Di lembaga Bait Al Hikmah pada masa Abbasiyah terdapat ribuan manuskrip Yunani, India, maupun Persia yang diterjemahkan oleh warga negara, baik Islam maupun non-Islam, sebuah kemajuan bagaimana menempatkan warga negara yang beragam dengan baik tanpa harus meminjam ide-ide mengenai toleransi dari Barat.

Baca Juga: Cerpen IsIam Kisah Nabi Musa: Pemimpin dan Pembawa Kitab Taurat

Dalam catatan Philip K Hitty juga, peradaban Islam kala itu memang dikenal sebagai aktor intelektual yang dominan pada masanya, yang melampaui dan mampu mengimbangi Romawi Bizantium sebagai representasi dari peradaban Barat.

Di dalam Bait Al Hikmah, setidaknya ada beberapa nama ilmuwan yang ditugaskan menjadi penerjemah, di antaranya Yahya bin Abi Manshur, Sabian Tsabit bin Qurra, Qusta bin Luqa, Yahya bin Abi Manshur, dan Hunain bin Ishaq.

Selain aktivitas penerjemahan, juga terdapat karya orisinil, seperti kitab al Qanun fi ath-Thibb karya Ibnu Sina (kedokteran), al-Kawakib ats-Tsabitah karya Abdurrahman al Shufi (astronomi), al-Zi’baq asy-Syarqi karya Jabir (kimia), Surah al-Ardh karya al Khawarizmi (Geografi), Maqashidu Falasifah dan Tahafut al Falasifah karya Imam Al Ghazali yang membahas mengenai tujuan dan kritikan dari beberapa poin pemikiran para filsuf yang bertentangan dengan ajaran Islam, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Sebagai Seorang Istri Ternyata Wanita Muslimah Boleh Melawan Suami dalam Keadaan Tertentu, Simak Selengkapnya!

Menurut Agustina di dalam bukunya yang berjudul Sejarah Islam yang Terlupakan memberi penjelasan yang menrik, di mana karya-karya sarjana Muslim itu memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan setelahnya.

Namun sayang, takdir sejarah memotret kejayaan Bait Al Hikmah hanya bertahan kurang lebih lima abad.

Pada tahun 1257, bangsa Mongol di bawah komando Hulagu Khan datang menyerbu Kota Baghdad.

Dalam peristiwa tersebut, lebih 500 ribu mayat bergelimpangan di jalanan, Al Mustashim Billah, khalifah terakhir Dinasti Abbasiyah, juga tewas setelah dipukuli ramai-ramai, Baghdad hancur otomatis Bait Al Hikmah juga hancur lebur.

Baca Juga: Rahasia Keberkahan Hidup: Panduan Praktis untuk Menjaga Hubungan Baik dengan Orang Tua dalam Islam

Pasukan Hulagu Khan yang tidak beradab ini membuang naskah-naskah yang ada di perpustakaan Bait Al Hikmah ke muara Sungai Tigris sehingga tintanya bercampur dengan darah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Nauveliawati Nur Al-Fathonah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X