GENMUSLIM.id-Syaikhona Kholil Bangkalani adalah mahaguru para ulama dan kyai di Nusantara.
Dikatakan begitu, sebab Syaikhona Kholil Bangkalani mencetak kader-kader Ulama yang terkenal di Nusantara.
Dikutip dari berbagai sumber pada Rabu 16 Agustus 2023 Syaikhona Kholil Bangkalani adalah ulama yang dilahirkan pada 25 Mei 1835 M di Kramat Bangkalan dari pasangan KH. Abdul Lathif dan Nyai Khadijah.
Nasab Syaikhona Kholil Bangkalani dari jalur ayah bersambung kepada Syaikh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, Cirebon.
Baca Juga: Kisah-kisah Inspiratif Wanita Muslimah yang Mengatasi Tantangan Pribadi, Simak Selengkapnya Di Sini
Beliau pertama kali menimba ilmu dari ayahnya sendiri, ia belajar pada ayahnya membaca Al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu agama.
Kemudian beliau mengembara keberbagai pesantren di tanah Jawa diantaranya Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pondok Pesantren Keboncandi dan Pondok Pesantren Sidogiri.
Beliau muda yang masih haus akan ilmu pengetahuan, maka ia menekatkan niatnya untuk hijrah ke tanah suci, Mekkah untuk menuntut ilmu.
Disana beliau belajar kepada beberapa ulam diantaranya Syaikh Ahmad Khatib Sambas, Syaikh Abdul Adhiem, Syaikh Ali Rahbini, Syaikh Nawawi Al-Bantani, Syaikh Usman bin Hasan, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan dan Syaikh Abdul Hamid bin Mahmud Al-Syarwani.
Sekembalinya dari tanah suci pada tahun 1861 M, beliau menetap dan mendirikan pondok di daerah Kademangan, hampir di pusat kota sekitar 200 meter sebelah barat alun-alun Bangkalan.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab dari Musuh Nabi sampai Menjadi Sahabat Setia
Awal-awal Syaikhona Kholil Bangkalani mengajarkan ilmunya kepada penduduk setempat yang dekat dengan pondok.
Beberapa tahun kemudian, tersiarlah tentang ke aliman Syaikhona Kholil Bangkalani di seantero Nusantara, maka banyak santri yang datang dari luar madura untuk menuntut ilmu kepada beliau.
Banyak santri-santri beliau yang menjadi ulama besar yang menyebar diseluruh Indonesia. Mereka kebanyakan mendirikan pondok pesantren di tempat tinggalnya.