Muslim yang Baik Tidak Mudah Marah, Berikut Kandungan Hadits Larangan Marah, Poin 8 Marah yang Diperbolehkan

Photo Author
- Rabu, 16 Agustus 2023 | 22:15 WIB
Di angkatnya ilmu merupakan salah satu tanda hari kiamat, cara Allah menarik kembali ilmu-Nya adalah dengan meaafatkan para ahli ilmu atau ulama. (GENMUSLIM.id/dok: Pixabay)
Di angkatnya ilmu merupakan salah satu tanda hari kiamat, cara Allah menarik kembali ilmu-Nya adalah dengan meaafatkan para ahli ilmu atau ulama. (GENMUSLIM.id/dok: Pixabay)

GENMUSLIM.id – Rasanya tak ada manusia yang tidak pernah marah, sesabar apapun dia, tentu ada masanya pernah merasa marah karena suatu hal yang tidak disukainya.

Marah merupakan suatu hal yang manusiawi, sebab normalnya manusia mempunyai sifat marah karena Allah menganugerahkan sifat ini pada diri manusia, namun marah ternyata bukanlah tabiat penduduk surga.

Oleh sebab itu, sebagai muslim yang baik, sudah selayaknya mampu mengontrol dirinya untuk tidak mengikuti hawa nafsu yang condong untuk mudah marah, dengan kata lain jika ingin memiliki karakter penduduk surga, maka harus mampu mengendalikan marah.

Baca Juga: Tips Psikologi: Cara Praktis Kendalikan Marah yang Membuat Psikis Lebih Tenang dan Produktif Beraktivitas

Sebagai seorang muslim, tentunya perlu memahami bahwa dalam Alquran dan juga Hadits telah mengatur perihal sifat marah.

Dalam Alquran Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

“Yaitu orang-orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali-Imran [3]: 134)

Dilansir Genmuslim dari buku Al-Wafi (Syarah Kitab Arba’in An-Nawawiyah) karya Dr. Mustafa Dieb Al-Bugha Muhyiddin Mistu menjelaskan perihal marah sebagai berikut.

Baca Juga: Sering Mengatakan Cerai Ketika Sedang Marah, Apakah Sah? Ini Hukumnya Dalam Islam

Abu Hurairah ra, berkata, seorang laki-laki berkata kepada Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam, “Berilah aku nasehat” Beliau menjawab: “Jangan marah” Beliau mengulangnya beberapa kali.” (HR. Bukhari)

Adapun kandungan dari hadits tersebut ialah:

  1. Akhlak seorang muslim, seorang muslim adalah orang yang memiliki akhlak yang terpuji, berhias dengan kesabaran dan rasa malu, berpakaian tawadhu’ dan sayang kepada sesama.
  2. Rindu kepada surga, pesan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam, kepada penanya yang ingin menempuh jalan ke surga, dengan meminta nasehat singkat, agar ia bisa menghafal dan memahaminya, pesan tersebut adalah jangan marah bagimu surga.
  3. Kesabaran kunci kemenangan dan keridhaan, manakala nafsu dan kekuatan jahat telah bergolak dan menguasai diri, janganlah kamu menyerah begitu saja, membiarkan diri dikuasai oleh kemarahan, merasa hanya dirimu yang berhak melarang dan memerintah, lalu kamu melanggar berbagai larangan Allah Subhanahu Wata’ala.
  4. Kemarahan merupakan kumpulan kejahatan, sebaliknya mengendalikan marah adalah kumpulan kebaikan.
  5. Kemarahan adalah kelemahan sedangkan kesabaran adalah kekuatan, cepat marah merupakan tanda lemahnya seseorang, meskipun ia memiliki lengan yang kuat dan badan yang sehat.
  6. Dampak dari kemarahan, marah adalah akhlak yang tercela, tabiat yang buruk dan senjata yang membahayakan, jika sesorang terperosok kedalam amarah, maka akan berdampak negative bagi diri dan masyarakatnya.
  7. Mencegah kemarahan, marah merupakan tabiat manusia, akan tetapi seorang msulim yang senantiasa berhubungan dengan Allah Subhanahu Wata’ala, akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak marah.
  8. Marah karena mencari keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala, marah yang harus dijauhi seorang muslim adalah marah yang didasari dendam dan bukan untuk membela ajaran Allah Subhanahu Wata’ala, Adapun marah untuk membela agama Allah Subhanahu Wata’ala, atau membela kehormatan seorang muslim yang di injak-injak, maka marah yang seperti ini adalah marah yang terpuji.
  9. Orang yang marah bertanggungjawab atas perbuatannya, jika disaat marah seseorang merusakkan harta milik orang lain, makai a harus menggantinya.
  10. Hadits ini mengisyaratkan semangat yang tinggi seornag muslim untuk selalu mendapatkan nasehat, mengetahui sisi-sisi kebenaran dan senantiasa menambah pengetahuan dengan ilmu yang bermanfaat.
  11. Hadits ini juga mengisyaratkan untuk sedikit bicara, banyak bekerja dan memberikan pelajaran dengan keteladanan yang baik.

Baca Juga: Sering Marah Tanpa Sebab, Ini 5 Cara Melembutkan Hati Agar Hidup Tenang dan Damai

Saatnya meraih surga dengan menghindari dan mengendalikan marah, sebab Allah Subhanahu Wata’ala, mencintai orang-orang yang berbuat baik dengan mengendalikan marah.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Febrilian Zulrahman, S. Kom

Sumber: Al-Wafi karya Dr. Musthafa Dieb Al-Bugha Muhyiddin Mistu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X