GENMUSLIM.id- Wacana mengenai isu-isu perempuan menurut Islam dan feminisme cukup marak di kalangan umat Islam, baik di tingkat komunitas-komunitas diskusi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), hingga di tingkat perguruan tinggi.
Sebagian pihak menganggap perlunya feminisme untuk diaktualisasikan di kalangan umat Islam, sebagian pihak menolak feminisme untuk diterapkan di dalam Islam.
Kedua pihak tersebut mempunyai argumen masing-masing mengenai Islam dan feminisme.
Dilansir Genmuslim dari buku Islam dan Feminisme: Dari Sentralisme kepada Kesetaraan Rabu, 16 Agustus 2023 bahwa Budhy Munawar Rachman menyebutkan, istilah’feminisme’ masuk ke dunia Islam sejak awal abab 20 bersama kolonialisme Barat.
Pada saat itu muncul ‘feminis Muslim’ yang terkenal, seperti Aisyah Taymuniah dari Mesir, Zainab Fawwas dari Libanon, Taj Sultanah dari Iran, Fatma Aliye dari Turki, dan masih banyak lagi.
Tokoh-tokoh ‘feminis Muslim’ itu sama-sama menyuarakan gerakan perlawanan terhadap ‘kebudayaan patriarki’, yang didukung oleh ‘ulama konservatif.’
Apa yang disebut oleh ‘feminis Muslim’ sebagai ‘kebudayaan patriarki’ itu dianggap sebagai ‘menindas perempuan.’
Di dalam buku Hak-hak Perempuan dalam Islam, Asghar Ali Engineer mengatakan, bahwa feminism yang membahas soal kesetaraan anatara laki-laki dan perempuan sudah diterapkan pada masa Nabi Muhammad SAW, dengan memberi contoh bagaimana Nabi Muhammad SAW melawan kebudayaan jahiliah yang menindas peempuan, seperti dalam kasus perempuan dapat harta waris yang sebelumnya pada zaman jahiliyah tidak mendapat.
Selain itu, jika di dalam sturktur masyarakat jahiliyyah kelahiran perempuan dianggap sebagai aib, maka pada zaman Islam, kebudayaan tersebut dibenci lalu dihapus, dan Nabi Muhammad SAW memberi nasihat tentang pahala besar bagi mereka yang memperlakukan anak laki-laki dan perempuan dengan baik.
Para ‘feminis Muslim’ itu juga mengatakan jika sahabat Nabi Muhammad SAW yang perempuan itu totalnya sekitar 1200, dan mereka berinteraksi langsung dengan Nabi Muhammad SAW.
Setidaknya ada tiga argumen yang mendasari pemikiran ‘feminis Muslim,’ lantas yang menjadi pertanyaan perlukah umat Islam mengambil feminism itu sendiri jika kenyataannya umat Islam sudah mengangkat harkat dan martabat perempuan?
Dikutip dari artikel yang terbit dari laman resmi Unida Gontor dengan judul Feminisme dalam Pandangan Islam; Analisis Gerakan Feminisme, bahwa feminisme itu lahir dilatarbelakangi perempuan Barat tidak mendapatkan keadilan.
Di Roma, hanya kaum laki-laki yang mendapatkan hak-hak di depan hukum, kaum perempuan diabaikan.
Selain itu, kaum laki-laki saja yang berhak membeli, memiliki, dan menjual sesuatu untuk membuat perjanjian bisnis.
Dengan kata lain, feminisme itu trauma lokalitas yang menimpa masyarakat Barat, tidak menimpa dunia Islam dengan sejarah keemasannya, sebab jika sejak Nabi Muhammad SAW sendiri sudah mengangkat harkat dan martabat perempuan itu sendiri, sudah barang tentu umat Islam tidak perlu feminisme.
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.