GENMUSLIM.id-Syaikh Muhammad Rifat adalah seorang qori tunanetra yang lahir pada hari Senin, 9 Mei 1882 M di Al-Darb Al-Ahmar kegubenuran Kairo, Negeri Kinanah (Mesir).
Syaikh Muhammad Rifat Ketika berumur dua tahun, ia mengalami gangguan pada ke dua matanya yang menyebabkan kebutaan.
Ayah Syaikh Muhammad rifat wafat ketika ia menginjak remaja. Kepergian sang ayah menjadikannya tulang punggung keluarga.
Satu keistimewaan yang ia miliki dari orang-orang sezamannya adalah kemerduan suara dan kepiawaiannya membaca Al-Quran.
Baca Juga: Kisah Inspiratif: Seorang Sufi Perempuan dari Irak, Keteladanan-keteladanan Rabiah Al Adawiyah
Dikutip Genmuslim.id dari berbagai sumber pada hari Kamis tanggal 10 Agustus 2023, keistimewaan paling utama Syaikh Muhammad Rifat adalah perjalanan hidupnya sebagai penghafal Al-Qur’an.
Dengan bakat yang dimilikinya itu, tatkala usianya sampai lima belas tahun, Syaikh Muhammad Rifat diminta membacakan Al-Quran di khalayak umum serta didaulat menjadi qori tetap setiap hari Jumat di sebuah masjid kampung halamannya.
Baca Juga: Kisah Inspiratif: Abdullah bin Mughafal, Pemuda yang Bersedih Tak Bisa Dampingi Rasulullah Perang
Tradisi itu terdengar luas, orang-orang berduyun-duyun mendatangi masjid lebih awal ketika hari Jumat tiba untuk mendengar bacaannya.
Kisah Syaikh Muhammad Rifat pun terus semerbak di telinga masyarakat Kairo. Hingga suatu ketika Syaikh Muhammad Rifat dipanggil ke pusat Kairo ketika sebuah radio di Mesir baru dibuka pada tahun 1934 M.
Sesuai arahan Syaikh Al-Azhar kala itu, Surat Al-Fath ayat satu menjadi pembuka bacaan Al-Qur’an pertama kali yang diperdengarkan secara meluas.
Bacaan Syaikh Muhammad Rifat mungkin tidak terlalu dikenal zaman ini. Bisa dikata rekaman-rekaman beliau sudah jarang terawatt baik dan minim disebar luaskan.
Akan tetapi dalam segi bacaan Syaik Muhammad Rifat, tidak ada keunggulan satu sisi yang ditampilkan, bacaannya mengunggulkan semua aspek dalam Al-Quran secara merata, baik Tajwid, suara yang indah, nafas yang panjang, hingga irama-irama yang menawan.
Keteguhan dalam merawat bacaan itu juga disebutkan dalam literatur yang sama.
Baca Juga: Kisah Inspiratif: Kenangan Abah Guru Sekumpul Martapura, Hendak Diracun Saat Pengajian - Hal 1