“Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa” (HR. Muslim no. 2188).
Dilansir Genmuslim dari NU Online pada Minggu, 6 Agustus 2023, penyebab penyakit ain ada dua faktor: Pertama pandangan negatif dari individu dengan sifat buruk dalam hati, yang diiringi oleh perasaan dengki dan niat jahat untuk menyakiti orang yang dipandangnya.
Baca Juga: Mengenal Mubhamat dalam Alquran (2): Kaidah-kaidah Memahami Mubhamat dalam Alquran
Kedua, penyakit ain juga dapat muncul akibat pandangan penuh kagum dari seseorang yang tidak merasa dengki, namun tidak disertai dengan mengingat Allah SWT melalui zikir.
Dampak dari terkena pandangan ain bervariasi, beberapa diantaranya dapat menyebabkan orang yang dipandang merasakan sakit, celaka, atau bahkan berujung pada kematian.
Contoh peristiwa pada zaman Rasulullah adalah ketika sahabat Amir bin Rabiah dan Sahabat Sahl bin Hanif mandi bersama.
Saat Amir bin Rabiah sangat terkesan melihat kulit putih dan bersih milik Sahl bin Hanif, tiba-tiba Sahl bin Hanif pingsan. Hal ini membuat sahabat yang lain akhirnya memanggil Rasulullah. Setelah meruqyah Sahl bin Hanif, beliau bersabda:
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيَدْعُ بِالْبَرَكَةِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
“Ketika salah satu di antara kalian kagum saat melihat dirinya sendiri, barang miliknya atau saat melihat saudaranya, maka doakanlah dia dengan keberkahan, karena ‘ain itu nyata” (HR Nasa’i dan Hakim).
Dilansir Genmuslim dari berbagai sumber, langkah awal yang perlu kita lakukan sebagai umat islam agar terhindar dari penyakit ain adalah menghindari sikap berbangga diri dan senantiasa untuk rendah hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
“Sungguh Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zalim pada yang lain” (HR. Muslim no. 2865).
Usahakan untuk tidak membicarakan tentang kekayaan, kesuksesan dalam usaha, kebahagiaan keluarga, serta hal-hal lain yang berpotensi memicu rasa iri dari orang lain yang melihatnya.
Perlu dihindari pula hal-hal yang dapat menimbulkan kagum berlebihan dari orang lain, karena pandangan penuh kagum juga dapat menjadi penyebab dari penyakit ain, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.